JAKARTA - Grayscale, salah satu perusahaan investasi aset kripto terbesar di dunia, dikabarkan menjual sekitar 4.000 bitcoin (BTC) senilai Rp2,7 triliun (175 juta dolar AS ) ke bursa kripto Coinbase. Penjualan ini terjadi di tengah geliat pasar kripto yang mulai bangkit setelah peluncuran dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) bitcoin spot pertama di Amerika Serikat (AS).
Menurut data dari platform analitik blockchain Arkham Intelligence, penjualan BTC Grayscale dilakukan dalam empat transaksi terpisah pada Jumat, 12 Januari lalu.. Masing-masing transaksi melibatkan 1.000 BTC yang dipindahkan dari alamat yang diduga milik Grayscale's Bitcoin Trust (GBTC) ke Coinbase.
GBTC adalah produk investasi yang memungkinkan investor membeli saham yang mewakili kepemilikan fraksional dari bitcoin yang disimpan oleh Grayscale. GBTC menjadi salah satu cara bagi investor institusional dan ritel untuk mengakses pasar kripto tanpa harus memegang aset kripto secara langsung.
Kendati begitu, GBTC saat ini sedang menghadapi persaingan ketat dari ETF bitcoin spot yang baru saja diluncurkan di AS. ETF bitcoin spot dianggap lebih transparan, likuid, dan efisien daripada GBTC.
Pada pekan lalu, Rabu 10 Januari, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyetujui 11 permohonan ETF bitcoin spot dari berbagai perusahaan, termasuk ARK Invest, Invesco, VanEck, dan Fidelity. ETF bitcoin spot pertama yang mulai diperdagangkan adalah ARK 21Shares Bitcoin ETF dan Invesco Galaxy Bitcoin ETF, yang mencatatkan volume perdagangan sebesar Rp71,5 triliun (4,6 miliar dolar AS) pada hari pertamanya.
BACA JUGA:
Peluncuran ETF bitcoin spot ini mendapat sambutan hangat dari pasar kripto, meskipun harga bitcoin turun 5,5% menjadi Rp240 juta (15.490 dolar AS) per koin pada Jumat. Sejumlah analis berpendapat bahwa ETF bitcoin spot akan membuka pintu bagi masuknya arus modal baru ke industri kripto, terutama dari investor institusional yang mencari eksposur terhadap aset digital terbesar di dunia.
Spekulasi pun bermunculan tentang alasan di balik penjualan BTC Grayscale. Beberapa pengamat menilai bahwa Grayscale mungkin sedang bersiap untuk mengubah GBTC menjadi ETF bitcoin spot, mengingat perusahaan tersebut telah mengajukan permohonan ke SEC sejak April 2021. Dengan menjual sebagian BTC-nya, Grayscale dapat menyesuaikan portofolionya dengan persyaratan regulasi untuk ETF bitcoin spot.
Di sisi lain, ada juga yang menduga bahwa Grayscale mungkin sedang mengambil keuntungan dari selisih harga antara GBTC dan bitcoin di pasar spot. Saat ini, GBTC diperdagangkan dengan diskon sebesar 18,6% terhadap nilai aset bersihnya (NAV), yang berarti harga saham GBTC lebih rendah daripada nilai BTC yang mendasarinya. Dengan menjual BTC di pasar spot dan membeli kembali saham GBTC, Grayscale dapat memanfaatkan diskon tersebut dan meningkatkan kepemilikannya.
Bersamaan dengan itu, data Arkham Intelligence juga menunjukkan bahwa Grayscale tidak hanya memiliki BTC, tetapi juga ethereum (ETH), aset kripto kedua terbesar di dunia. Grayscale diketahui mengelola 2,99 juta ETH senilai Rp1.264 triliun (81,6 miliar dolar AS) melalui produk investasinya yang bernama Grayscale Ethereum Trust (ETHE). Belum ada kabar apakah Grayscale juga berencana untuk menjual sebagian ETH-nya atau mengubah ETHE menjadi ETF ethereum spot atau tidak.