Vanguard Ogah Ikut-ikutan Tawarkan ETF Bitcoin Spot, Ini Alasannya
Perusahaan investasi terkemuka di dunia, Vanguard, tidak tertarik luncurkan ETF Bitcoin. (Foto; Dok. CoinMarketCap)

Bagikan:

JAKARTA – Di tengah ramainya perusahaan manajer aset terkemuka berlomba-lomba meluncurkan produk investasi baru ETF Bitcoin dan mendapat persetujuan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Vanguard mengaku tidak tertarik pada ETF Bitcoin.

Vanguard adalah perusahaan pengelola investasi terkemuka di dunia, menolak menawarkan ETF Bitcoin spot kepada nasabahnya. ETF Bitcoin spot adalah dana yang diperdagangkan di bursa yang memiliki Bitcoin fisik sebagai jaminan.

Keputusan Vanguard ini bertentangan dengan kebijakan beberapa perusahaan pengelola investasi lainnya, seperti BlackRock, Ark Investments, dan VanEck, yang telah meluncurkan ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat. ETF Bitcoin spot baru-baru ini mendapat persetujuan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) setelah menunggu selama beberapa tahun.

Vanguard mengatakan bahwa alasan utama mereka tidak menawarkan ETF Bitcoin spot adalah karena sifat pasar kripto yang sangat spekulatif dan tidak diatur dengan baik. Perusahaan ini menganggap bahwa investasi di pasar kripto tidak sesuai dengan filosofi investasi jangka panjang yang mereka anut.

"Kami percaya bahwa volatilitas ekstrem dari mata uang kripto dapat mengurangi nilai investasi nasabah kami dalam jangka panjang. Kami tidak ingin mengekspos nasabah kami ke risiko yang tidak perlu," kata perwakilan Vanguard, seperti dikutip dari Bloomberg.

Selain ETF Bitcoin spot, Vanguard juga tidak menawarkan produk-produk investasi berisiko tinggi lainnya, seperti leveraged ETFs, yang menggunakan pinjaman untuk meningkatkan potensi keuntungan atau kerugian. Vanguard juga tidak menyediakan layanan kustodian untuk Bitcoin atau aset kripto lainnya.

ETF Bitcoin Spot Alami Gangguan

Keputusan Vanguard untuk tidak menawarkan ETF Bitcoin spot mungkin terbilang cukup tepat mengingat adanya beberapa gangguan yang terjadi pada hari perdagangan pertama ETF Bitcoin spot di AS. Beberapa nasabah mengeluh bahwa mereka tidak dapat membeli atau menjual ETF Bitcoin spot melalui platform investasi online.

Salah satu ETF Bitcoin spot yang mengalami masalah adalah IBIT BlackRock, yang dikelola oleh BlackRock, perusahaan pengelola investasi terbesar di dunia. Beberapa nasabah yang mencoba membeli IBIT melalui platform Vanguard diberitahu bahwa perdagangan tidak dapat diselesaikan, dengan alasan mulai dari pembatasan regulasi hingga batasan perdagangan dan penyelesaian.

Hal serupa juga terjadi di platform Fidelity, di mana nasabah yang ingin membeli IBIT harus menyetujui "Perjanjian Investasi Yang Ditunjuk," yang menyatakan bahwa mereka adalah investor berpengalaman dengan toleransi risiko tinggi. Namun, bahkan setelah menyetujui perjanjian tersebut, beberapa nasabah tetap tidak dapat membeli IBIT.

Menurut laporan CNBC, IBIT berhasil mengumpulkan dana sebesar 904 juta dolar AS (Rp 14,1 triliun) pada hari perdagangan pertama, menjadikannya ETF Bitcoin spot terbesar di AS. ETF Bitcoin spot lainnya, seperti XBTF VanEck dan BTF Valkyrie, juga melihat aliran masuk yang signifikan.

Meskipun menghadapi beberapa hambatan, ETF Bitcoin spot diharapkan dapat mendorong adopsi kripto di kalangan investor ritel dan institusional. ETF Bitcoin spot memberikan akses yang lebih mudah, murah, dan aman bagi investor untuk berinvestasi di Bitcoin, tanpa harus membeli, menyimpan, atau menjual Bitcoin secara langsung.

ETF Bitcoin spot juga dianggap sebagai pengakuan resmi dari SEC terhadap Bitcoin sebagai aset investasi yang sah. SEC sebelumnya menolak banyak permohonan untuk meluncurkan ETF Bitcoin spot, dengan alasan bahwa pasar Bitcoin rentan terhadap manipulasi dan penipuan.

SEC akhirnya memberikan lampu hijau untuk ETF Bitcoin spot pada awal Januari 2024. Keputusan ini dianggap sebagai tonggak bersejarah bagi industri kripto, yang telah lama menantikan produk investasi yang lebih konvensional dan terpercaya.