Bagikan:

JAKARTA - Harga Bitcoin belum mendapatkan momentum kenaikan setelah Bitcoin halving pada 20 April lalu dan hanya diperdagangkan dikisaran 65.000 atau sekitar Rp1,06 miliar.

Dalam perkembangannya, Bitcoin gagal membangun momentum kenaikan meskipun terdapat ETF Bitcoin dan Ethereum. Peluncuran ETF Bitcoin spot di AS dan negara lain membawa perubahan paradigma dalam ekosistem investasi Bitcoin.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan persetujuan ETF Bitcoin spot dan kemudian ETF Ethereum spot merupakan faktor bullish yang cukup untuk memicu reli harga Bitcoin, bahkan peluang kenaikan pasar kripto yang lebih luas.

Namun, penundaan dalam pencatatan ETF ETH spot berdampak pada sentimen bullish. Alasannya adalah menurunnya kepercayaan terhadap pasar kripto karena penundaan penurunan suku bunga oleh The Fed.

“Terlebih dengan tidak adanya tiga kali penurunan suku bunga The Fed pada awal tahun ini, diperkirakan reli harga BTC akan melambat sampai akhir tahun," kata Fyqieh dalam pernyataannya.

BACA JUGA:


Pasar bullish Bitcoin telah mereda karena kekhawatiran makroekonomi sehingga membuat investor institusi menjauh. Arus masuk ke ETF Bitcoin telah negatif selama empat hari berturut-turut sejak 17 Juni, dan menyebabkan sentimen negatif di pasar kripto.

Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto mencapai 2,77 triliun dolar AS pada bulan Maret 2024, sejak itu investor telah kehilangan lebih dari 400 miliar dolar AS karena kapitalisasi pasar anjlok menjadi 2,33 triliun dolar AS di pertengahan Juni.