Bagikan:

JAKARTA -Kiamat kecil, seperti terjadi di Australia ketika jaringan internet di negara itu mengalami gangguan. Banyak aktivitas sehari-hari bahkan bisnis harus mengalami masalah, dalam beberapa hari terakhir. 

Bagi seorang pendengar radio talkback, tanda pertama bahwa ada masalah dengan penyedia internet terbesar kedua di Australia, Optus, muncul ketika mesin pemberi makanan berbasis wifi kucingnya gagal memberikan sarapan pada pukul 6:10 pagi dan hewan peliharaannya terpaksa membangunkannya.

Bagi Chris Rogers, seorang penerima tunjangan cacat yang memerlukan obat pereda nyeri untuk cedera lutut yang mencegahnya bekerja, masalah tersebut menjadi jelas ketika ia mengemudi selama 30 menit ke apotek dan resep elektroniknya tidak dapat diisi.

"Karena adanya gangguan, tidak akan dimuat," kata Rogers kepada Reuters saat ia menunggu di apotek agar koneksi internet kembali. "Sinyalnya sangat buruk. Ini gila, saya belum pernah melihat kekacauan seperti ini."

Bagi jutaan warga Australia yang tidak dapat membayar barang, memesan perjalanan, mendapatkan perawatan medis, atau bahkan melakukan panggilan telepon, pemadaman layanan hampir total selama sembilan jam dari perusahaan yang menyediakan 40% dari jaringan internet di negara tersebut menjadi pelajaran tentang risiko masyarakat yang hampir sepenuhnya beralih ke dunia online.

Dalam tiga tahun hingga 2022, transaksi tunai di Australia berkurang separuh menjadi 16% karena pembatasan pandemi mempercepat tren jangka panjang menuju pembayaran tanpa kontak, menurut Bank Sentral Australia. Separuh dari janji dokter di negara itu dilakukan secara online atau melalui telepon, menurut data pemerintah.

"Kami sekarang sangat bergantung, karena COVID, pada layanan kesehatan jarak jauh dan juga sistem pesan elektronik," kata Michael Clements, ketua pedesaan dari Royal Australian College of General Practitioners.