JAKARTA - Pemerintah Australia mengumumkan pada Kamis 9 November bahwa mereka akan menyelidiki gangguan jaringan di perusahaan telekomunikasi Optus yang memutus koneksi internet dan telepon bagi hampir setengah dari populasi negara itu. Gangguan menimbulkan kekacauan luas dan mendorong sejumlah pelanggan bisnis kecil untuk mencari kompensasi.
Lebih dari 10 juta warga Australia terkena dampak pemadaman jaringan selama 12 jam di perusahaan telekomunikasi terbesar kedua negara itu sebagian besar pada Rabu, 8 November, yang memicu kemarahan dan frustrasi di antara pelanggan serta menimbulkan kekhawatiran lebih luas tentang infrastruktur telekomunikasi.
Optus meminta maaf kembali pada Kamis dan menyalahkan pemadaman tersebut pada "peristiwa jaringan" yang memicu "kegagalan berturut-turut". Perusahaan itu tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Optus sebelumnya telah menyingkirkan kemungkinan adanya serangan siber.
CEO Optus, Kelly Bayer Rosmarin, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pelanggan akan diberikan data gratis "untuk mengakui kesabaran dan kesetiaan mereka".
Beberapa jam sebelumnya, pemerintah mengumumkan adanya tinjauan pasca-insiden terhadap pemadaman yang mengganggu pembayaran, transportasi, dan rumah sakit serta sekitar 40% populasi. Menteri Komunikasi Michelle Rowland menggambarkan insiden ini sebagai "hal yang sangat mengkhawatirkan".
"Sementara kami menyambut baik bahwa layanan Optus pulih sepanjang hari, sangat penting bagi pemerintah untuk melakukan proses identifikasi pelajaran yang dapat dipetik dari pemadaman kemarin," kata Rowland dalam sebuah pernyataan dikutip VOI dari Reuters.
Menurut Rowland, regulator media Australia juga akan melakukan tinjauan terpisah terhadap pemadaman tersebut setelah panggilan darurat tiga angka ("000") turun di telepon rumah Optus.
Sopir taksi Ian Martin-Brown mengatakan kepada Nine Network bahwa dia mungkin akan mengambil tindakan hukum setelah kehilangan penghasilan satu hari. Pelanggan lain termasuk pemilik kafe dan pengecer online khusus mengatakan kepada media bahwa mereka akan mencari kompensasi atas pendapatan yang hilang.
"Tidak diragukan lagi bahwa itu harus menjadi pertimbangan," kata Menteri Muda Keuangan, Stephen Jones kepada ABC Radio. "Jika Anda adalah usaha kecil yang kehilangan pendapatan sehari karena sistem telepon Anda tidak berfungsi, maka Anda akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sulit tersebut."
BACA JUGA:
Perusahaan induk Singtel mengatakan pemadaman tersebut telah "mengecewakan pelanggan kami" dan meminta maaf saat mereka melaporkan pada Kamis kenaikan laba setengah tahunan sebesar 83 persen.
Namun, analis UBS mengatakan bahwa Optus sekarang menghadapi kemungkinan kehilangan pelanggan ke Telstra , perusahaan telekomunikasi terbesar negara itu, dan TPG Telecom karena "persepsi merek yang kuat" terhadap kualitas jaringan pesaing.
Pemerintah mengatakan mereka juga akan memeriksa kemungkinan untuk membolehkan pelanggan beralih ke jaringan yang tersedia saat terjadi pemadaman di masa mendatang.
"Industri siap untuk terlibat ... ini memungkinkan dan kami akan melanjutkannya sebagai pemerintah," kata Rowland kepada ABC Radio.