JAKARTA - Google mengumumkan pada Kamis 12 Oktober bahwa mereka akan membela pengguna sistem kecerdasan buatan generatif di platform Google Cloud dan Workspace jika mereka dituduh melanggar hak kekayaan intelektual. Google bergabung dengan Microsoft, Adobe, dan perusahaan lain yang telah membuat janji serupa.
Perusahaan teknologi besar seperti Google telah menginvestasikan banyak dana dalam kecerdasan buatan generatif dan berlomba-lomba untuk mengintegrasikannya ke dalam produk mereka. Pemilik hak cipta seperti penulis terkemuka, ilustrator, dan pemilik hak kekayaan intelektual lainnya telah mengajukan gugatan bahwa penggunaan karya mereka untuk melatih sistem kecerdasan buatan dan konten yang dihasilkan oleh sistem tersebut melanggar hak mereka.
"Menurut pengetahuan kami, Google adalah yang pertama di industri ini yang menawarkan pendekatan yang komprehensif dan mencakup dua aspek untuk jaminan perlindungan, yang secara khusus mencakup kedua jenis klaim ini, kata juru bicara perusahaan tersebut dikutip dari Reuters.
Google mengatakan kebijakan baru mereka berlaku untuk perangkat lunak, termasuk platform pengembangan Vertex AI dan sistem AI Duet, yang menghasilkan teks dan gambar dalam program Google Workspace dan Cloud. Namun, pengumuman pers tersebut tidak menyebutkan program chatbot AI generatif yang lebih terkenal dari Google, Bard.
BACA JUGA:
Perusahaan juga mengatakan bahwa jaminan ini tidak berlaku jika pengguna "secara sengaja menciptakan atau menggunakan hasil yang dihasilkan untuk melanggar hak orang lain."
Gugatan baru-baru ini terhadap AI generatif umumnya ditujukan kepada perusahaan yang memiliki sistem tersebut, termasuk Google, dan bukan pengguna individu.
Para tergugat AI mengatakan bahwa penggunaan data pelatihan yang diambil dari internet untuk melatih sistem mereka memenuhi syarat sebagai penggunaan wajar di bawah hukum hak cipta AS.