JAKARTA – Kecerdasan Buatan (AI) generatif memang sedang marak digunakan, tetapi peningkatannya membawa risiko kompetitif dan gangguan yang cukup besar. Hal ini yang dirasakan oleh Netflix.
Dalam laporan tahunan 10-K yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC), mengutip dari Variety, Netflix menaruh AI generatif ke bagian faktor risiko kompetitif. Menurut platform streaming video tersebut, AI generatif bisa merugikan hasil operasi mereka.
“Jika pesaing kita mendapatkan keuntungan dengan menggunakan teknologi tersebut, kemampuan kita untuk bersaing secara efektif dan hasil operasi kita dapat terkena dampak buruk,” tulis Netflix dalam laporan yang mereka serahkan pada Jumat, 26 Januari lalu.
Selain mengganggu dari segi bisnis, keuntungan dari menggunakan materi AI belum bisa dipastikan. Pasalnya, teknologi yang semakin dikembangkan ini berkaitan erat dengan kekayaan intelektual dan hak cipta.
“Selain itu, penggunaan atau penerapan teknologi baru dan baru dapat meningkatkan paparan kita terhadap klaim kekayaan intelektual, dan ketersediaan hak cipta dan perlindungan kekayaan intelektual lainnya untuk materi yang dihasilkan AI masih belum pasti.”
BACA JUGA:
Meski risiko dari AI generatif ini sangat kecil, Netflix perlu menyinggung faktor tersebut di dalam laporan mereka. Apa pun kendala kecil yang mungkin dihadapi perusahaan, Netflix harus menyampaikannya ke para investor.
Sebelum laporan ini dibuat, Netflix sempat dikritik oleh Screen Actors Guild-American Federation of Television and Radio Artists/Writers Guild of America (SAG-AFTRA/WGA) karena memakai AI untuk produksi film dan acara televisi.
Kedua serikat tersebut mengaku khawatir dengan pekerjaan mereka yang terancam sehingga mereka menggelar mogok bersama selama hampir 150 hari. Pemogokan ini berakhir setelah SAG-AFTRA mencapai kesepakatan dengan Netflix untuk membatasi penggunaan AI.