Survei NVIDIA: 43% Perusahaan Telekomunikasi Berinvestasi pada AI Generatif
Ilustrasi tower telekomunikasi (foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Kemunculan AI generatif menjadi tonggak baru bagi industri telekomunikasi untuk merangkul model bahasa besar, ketika mereka berusaha mengubah semua bagian bisnis mereka.

Sebuah survei terbaru dari NVIDIA, yang dilakukan terhadap lebih dari 400 profesional industri telekomunikasi di seluruh dunia mengungkapkan bahwa adopsi AI dapat meningkatkan pendapatan dan penghematan biaya.

Bahkan, 43% responden mengaku telah berinvestasi dalam adopsi AI generatif. Fakta ini menunjukkan bahwa industri telekomunikasi sangat antusias dalam merangkul gelombang AI generatif untuk mengatasi berbagai tujuan bisnis.

Survei ini juga melihat di mana 53% responden setuju atau sangat setuju bahwa mengadopsi AI akan menjadi sumber keunggulan kompetitif, dibandingkan dengan 39% yang melaporkan hal yang sama pada tahun 2022.

Alasan utama untuk keterlibatan berkelanjutan ini adalah karena banyak pemangku kepentingan industri mengharapkan AI untuk berkontribusi pada kesuksesan perusahaan mereka.

Secara keseluruhan, 56% responden setuju atau sangat setuju bahwa “AI penting untuk kesuksesan perusahaan saya di masa depan,” dengan angka naik menjadi 61% di antara responden manajemen pengambilan keputusan.

Sementara perusahaan telekomunikasi sedang berupaya meningkatkan investasi mereka dalam meningkatkan kemampuan AI internal, mereka juga menegaskan bahwa kemitraan tetap penting untuk adopsi solusi AI di industri.

Dalam survei, sebesar 44% responden melaporkan bahwa pengembangan bersama dengan mitra adalah pendekatan yang disukai perusahaan mereka untuk membangun solusi AI.

Sekitar 28% responden lebih suka menggunakan alat open-source, sementara 25% mengambil pendekatan AI-as-a-service. Untuk AI generatif, 29% responden membangun atau menyesuaikan model dengan mitra, pendekatan konservatif yang dapat dipahami untuk industri telekomunikasi dengan aturan perlindungan data yang ketat.

Untuk infrastruktur, 31% responden memilih untuk menjalankan sebagian besar beban kerja AI mereka di cloud (44% untuk hybrid), dibandingkan dengan 21% responden dalam survei sebelumnya (56% untuk hibrida).