JAKARTA - Penelitian Fulcrum dari ISEAS – Yusof Ishak Institute yang bertajuk "The State of Indonesia’s Digital Economy in 2022" menyebutkan bahwa Kecerdasan Buatan (AI) memiliki peluang yang sangat menjanjikan di Indonesia.
Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan perekonomian digital terbesar di Asia Tenggara. Pemerintah Indonesia sendiri telah mendukung investasi digital secara konsisten, termasuk mengadopsi Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial 2020-2045.
Strategi ini menguraikan rencana untuk mengembangkan infrastruktur dan cumulant bakat, dengan merekomendasikan formasi dewan etik data untuk mengawasi pengembangan AI, serta menciptakan regulasi dan standar nasional untuk inovasi AI.
Dalam laporan “Dampak Ekonomi AI Generatif: Masa Depan Pekerjaan di Indonesia” yang dikeluarkan oleh Access Partnership dalam kerja sama dengan ELSAM dan dukungan Microsoft mengungkapkan bahwa AI generatif dapat membuka potensi kapasitas produksi di Indonesia sebesar 243,5 miliar dolar AS (Rp3,87 kuadriliun), atau setara dengan seperlima PDB pada tahun 2022.
Dengan demikian, Indonesia memiliki peluang usaha dan pekerja dengan posisi yang lebih baik untuk membuka atau menggunakan potensi AI generatif, serta mengelola risiko yang akan timbul.
"Generasi baru AI, yakni AI Generatif, membantu kita untuk berinteraksi dengan data dalam cara-cara baru. Mula dari merangkum teks, mendeteksi anomali, hingga mengenali gambar," ujar Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia dalam sebuah pernyataan yang diterima VOI.
BACA JUGA:
Laporan ini juga menyebutkan bahwa dampak positif dari AI Generatif ini sangat besar. Banyak organisasi lintas skala serta industri, atau individu di Indonesia, sudah mulai mengintegrasikan teknologi ini ke dalam kegiatan operasional bisnis dan kehidupan sehari-hari.
Beberapa dampak positif dari pengaplikasian AI Generatif di antaranya adalah untuk memperlancar kreativitas, mengakselerasi penemuan, serta meningkatkan efisiensi kerja.
“Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana AI dapat membantu orang untuk bisa fokus melakukan elemen-elemen esensial dalam setiap pekerjaannya, bukan menggantikan orang tersebut," tambahnya.
Dharma pun meyakinkan munculnya beragam peluang baru di waktu mendatang. Nah, guna merealisasikan peluang tersebut, laporan ini merincikan sedikitnya tiga aspek yang perlu menjadi perhatian, yaitu:
- Meningkatkan akses dan pemakaian,
- Manajemen risiko, serta
- Mendorong inovasi – semuanya dengan menyertakan elemen tanggung jawab sebagai fondasi utama.