JAKARTA - Sebuah penelitian terbaru dari Accenture yang dilakukan ke empat negara dengan perekonomian terbesar di Asia Pasifik, termasuk Australia, China, India, dan Jepang mengungkapkan manfaat penggunaan AI Generatif.
Berdasarkan laporan ini, komposisi pekerjaan yang menyita sebanyak 33 persen waktu dari karyawan di Asia Pasifik akan digantikan oleh AI generatif untuk kemudian dioptimalkan, sehingga dapat menghasilkan peningkatan produktivitas.
Jam kerja di Australia dan Jepang akan terkena dampak paling besar, masing-masing sebesar 45 persen dan 44 persen, kemudian diikuti oleh Tiongkok sebesar 33 persen, dan India 31 persen.
Tidak hanya itu, 96 persen pemimpin bisnis dan perusahaan di Asia Pasifik mengakui dampak signifikan dari AI generatif, dan 91 persen pekerja di Asia Pasifik menunjukkan minat mereka untuk memperoleh keterampilan baru agar dapat bekerja dengan AI generatif.
Namun sayangnya, mengingat potensi AI Generatif dalam suatu bisnis atau organisasi, laporan Accenture menyebutkan bahwa hanya 4 persen pemimpin bisnis yang telah mengadakan pelatihan AI generatif dalam skala besar.
Selain itu, 89 persen perusahaan di Asia Pasifik berencana meningkatkan pengeluaran mereka untuk investasi teknologi AI generatif pada tahun ini, namun hanya 35 persen yang memprioritaskan investasi pada pengembangan tenaga kerja mereka.
BACA JUGA:
“AI generatif telah mempercepat laju data dan proses revolusi bisnis yang berbasis AI. Namun, untuk memanfaatkan potensi tersebut sepenuhnya, para pemimpin perusahaan perlu melihat AI lebih dari sekedar alat untuk mendesain ulang proses dan mendorong efisiensi biaya,” kata Leo Framil, CEO Growth Markets di Accenture.
Menurut Leo, AI generatif perlu dilihat sebagai peluang untuk menciptakan nilai tambah bagi bisnis, individu, dan masyarakat.