JAKARTA - Penelitian terbaru Accenture menyebutkan bahwa kecerdasan buatan (AI) generatif berpotensi menghasilkan nilai ekonomi tambahan sebesar 4,5 triliun dolar AS atau setara dengan Rp73 kuadriliun di Asia Pasifik.
Dilakukan di empat negara dengan perekonomian terbesar di Asia Pasifik, termasuk Australia, China, India, dan Jepang, Accenture mengatakan bahwa potensi peningkatan nilai ekonomi ini bahkan bisa mencapai dua kali lipat apabila teknologi Gen AI diadopsi secara agresif.
Laporan ini menunjukkan bahwa industri yang paling terdampak dengan pemanfaatan AI Generatif adalah pasar modal. Di mana AI generatif akan menggantikan keterlibatan manusia sampai dengan hampir 71 persen.
Industri lain yang ikut terdampak dengan penggunaan AI generatif adalah Perbankan dengan 64 persen, Asuransi sebesar 62 persen dan juga Ritel dengan dampak sebesar 49 persen.
“Penerapan AI generatif dalam skala besar dapat mengubah hampir seluruh fungsi di berbagai industri. Kunci untuk memperoleh manfaat AI terletak pada keterampilan,” kata Vivek Luthra, Data and AI Lead, Accenture Growth Markets.
BACA JUGA:
Agar bisnis dapat memaksimalkan manfaat AI generatif dan meningkatkan pertumbuhan, Viviek menyarankan agar para pemimpin bisnis untuk membuat strategi jangka panjang yang berpusat pada aspek manusia sepertiinvestasi AI generatif dengan pelatihan dan pengembangan tenaga kerja.
“Perusahaan juga perlu berinvestasi dalam mentransformasi pekerjaan, alur kerja, dan tenaga kerja mereka sehingga perusahaan dapat membentuk kembali dan melakukan penyesuaian diri agar dapat lebih bersaing di era AI,” tambahnya.