Bagikan:

JAKARTA - Harga Bitcoin (BTC), mata uang kripto terbesar di dunia, terus melemah di bawah 41.000 dolar AS (Rp583,6 juta) pada pagi hari ini, seiring dengan tren penurunan yang berlangsung sejak awal bulan ini. Penurunan ini dipicu oleh adanya likuidasi besar-besaran dari Grayscale Bitcoin Trust (GBTC), produk investasi kripto yang berubah menjadi ETF spot Bitcoin di Amerika Serikat (AS).

Data CoinGecko menunjukkan bahwa harga Bitcoin sempat pulih sedikit menjadi sekitar 40.600 dolar AS (Rp577,6 triliun) pada saat penulisan artikel ini, tetapi masih turun 2,7% dalam sehari dan 3,7% dalam satu minggu terakhir. Harga Bitcoin juga masih jauh dari level tertingginya yang pernah mencapai 69.000 dolar AS (Rp981,9 triliun) pada November 2021.

Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan harga Bitcoin adalah adanya eksodus investor dari GBTC, produk investasi yang ditawarkan oleh Grayscale, perusahaan manajemen aset kripto terbesar di dunia. GBTC memungkinkan investor untuk mendapatkan eksposur terhadap Bitcoin tanpa harus membeli atau menyimpannya secara langsung.

GBTC diperdagangkan di pasar sekunder dengan harga premium atau diskon terhadap nilai aset bersih (NAV) Bitcoin yang mendasarinya. Namun, GBTC menghadapi persaingan ketat dari ETF spot Bitcoin, yang baru-baru ini disetujui oleh regulator AS. ETF spot Bitcoin adalah produk investasi yang melacak harga Bitcoin secara real-time dan diperdagangkan di bursa saham.

Sebagai respons terhadap persetujuan ETF spot Bitcoin, Grayscale mengumumkan akan mengubah GBTC menjadi ETF spot Bitcoin, yang memungkinkan investor menukarkan saham GBTC mereka dengan Bitcoin. Namun, proses konversi ini memicu likuidasi besar-besaran dari GBTC, karena investor memilih untuk mengambil keuntungan dari posisi mereka.

Dalam seminggu terakhir, terjadi aliran keluar GBTC sebesar lebih dari 2,2 miliar dolar AS (Rp31,3 triliun), menurut data dari Bybit. Grayscale merespons dengan memindahkan ratusan juta dolar dalam Bitcoin ke penahanan Coinbase Global Inc  untuk dilikuidasi.

Likuidasi dari GBTC menambah tekanan jual pada Bitcoin, yang telah mengalami penurunan sejak persetujuan ETF spot Bitcoin di AS. Meskipun ETF spot Bitcoin telah mengumpulkan 95.000 BTC dan mencapai aset di bawah pengelolaan (AUM) lebih dari 4 miliar dolar AS (Rp56,9 triliun), pasar tidak menunjukkan antusiasme yang tinggi, menyebabkan penurunan harga Bitcoin sebesar 1,6% dalam sehari.

Penurunan harga Bitcoin mencerminkan kondisi pasar kripto secara keseluruhan, yang juga mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir. Kapitalisasi pasar kripto global turun 2,7% menjadi 1,68 triliun dolar AS (Rp23,9 kuadriliun). Kapitalisasi pasar kripto global awalnya melonjak menjadi 1,86 triliun dolar AS (Rp26,4 kuadriliun) pada hari setelah SEC menyetujui perdagangan 11 ETF spot Bitcoin.