JAKARTA – Harga Bitcoin pada Senin 23 Desember, merosot ke level 95.137 dolar AS (Rp1,5 miliar). Bitcoin tergelincir di bawah 100.000 dolar AS per koin setelah menyentuh all time high (ATH) baru yang tercapai pada 17 Desember.
Adrian Zduńczyk, analis kripto terkemuka yang dikenal sebagai CRYPTO₿IRB, memprediksi bahwa bull run Bitcoin yang sedang berlangsung masih menyisakan fase terakhir yang diperkirakan akan membawa harga ke puncak baru. Menurutnya, Bitcoin dapat mencapai lebih dari 225.000 dolar AS (Rp3,64 miliar) pada Juni 2025 sebelum pasar berbalik arah.
“Kami telah melewati 80% dari siklus ini. Fase terakhir adalah yang paling menarik, dan akan membawa Bitcoin ke level tertinggi baru,” ujar Zduńczyk di akun media sosialnya.
BACA JUGA:
Siklus Bull Run Bitcoin
Siklus bull run Bitcoin ini diyakini dimulai sejak Oktober 2023, ketika proposal Bitcoin ETF Spot menyebabkan euforia di kalangan investor. Saat itu, harga Bitcoin berada di kisaran 26.000 dolar AS (Rp421 juta). Dalam waktu singkat, Bitcoin melampaui level resistansi penting, termasuk melewati 70.000 dolar AS (Rp1,13 miliar) pada Maret 2024 dan 100.000 dolar AS pada Desember 2024.
Namun, Zduńczyk mengingatkan bahwa 2026 kemungkinan akan menjadi awal pasar bearish. Ia memproyeksikan harga berbagai kripto dapat terjun bebas hingga 80%-90% dari level tertingginya. “Realisasikan keuntungan sebelum 2025 berakhir,” saran Zduńczyk.
Prediksi Zduńczyk ini tergolong moderat dibandingkan analis lain. Misalnya, Robert Kiyosaki, penulis “Rich Dad Poor Dad,” memprediksi Bitcoin bisa mencapai 500.000 dolar AS (Rp8,1 miliar) pada 2025. Di sisi lain, analis dari AllianceBernstein mematok target harga lebih konservatif, yaitu 150.000 dolar AS (Rp2,43 miliar) pada akhir 2025.