JAKARTA - Pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve (The Fed) baru-baru ini berdampak pada berbagai sektor ekonomi. Tidak hanya pasar saham dan S&P500 yang rontok, pasar kripto juga turut melorot. Kebijakan ini diambil untuk meredam tekanan ekonomi global tetapi justru berdampak negatif bagi sejumlah pasar aset.
Investor, yang sebelumnya optimistis terhadap stabilitas pasar, kini harus menghadapi ketidakpastian baru yang membuat harga Bitcoin dan altcoin utama lainnya anjlok. Keputusan The Fed membuat Bitcoin (BTC) kehilangan posisinya di atas harga psikologis 100.000 dolar AS (sekitar Rp1,6 miliar).
Menurut data dari CoinMarketCap pada Rabu 19 Desember, harga Bitcoin turun 4%. Kini diperdagangkan di level 100.880 dolar AS (sekitar Rp1,61 miliar), dengan posisi terendah harian di 98.874 dolar AS (sekitar Rp1,58 miliar) dan tertinggi di 105.389 dolar AS (sekitar Rp1,69 miliar). Kapitalisasi pasar Bitcoin juga menyusut ke 2 triliun dolar AS (sekitar Rp32 ribu triliun), sementara volume perdagangan melonjak hingga 100 miliar dolar AS (sekitar Rp1.600 triliun).
Tidak hanya Bitcoin, aset kripto nomor dua turut terdampak, Ethereum (ETH) melemah 6% menjadi 3.652 dolar AS (sekitar Rp58,4 juta). Rentang harga hariannya antara 3.543 dolar AS (sekitar Rp56,7 juta) dan 3.902 dolar AS (sekitar Rp62,4 juta). Kapitalisasi pasar Ether berada di kisaran 440 miliar dolar AS (sekitar Rp7.040 triliun), dengan volume perdagangan harian mencapai 52 miliar dolar AS (sekitar Rp832 triliun).
BACA JUGA:
Kemudian aset kripto XRP yang sempat menempati posisi ketiga sebagai cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, turut merosot bahkan mencatat penurunan lebih dalam, mencapai 10%. Kondisi ini menyeret XRP ke posisi empat berdasarkan market cap.
Meski totap nilai pasar kripto anjlok, aktivitas perdagangan justru meningkat signifikan. Volume perdagangan pasar kripto secara keseluruhan naik 40%, mencapai 251 miliar dolar AS (sekitar Rp4.016 triliun), meskipun kapitalisasi totalnya turun 5% menjadi 3,44 triliun dolar AS (sekitar Rp55 ribu triliun). Indeks Fear and Greed masih di angka 69, menandakan minat investor masih cukup tinggi.
Laporan dari SoSo Value menunjukkan adanya aliran keluar dana senilai 84 juta dolar AS (sekitar Rp1,34 triliun) dari ETF Bitcoin. Grayscale mencatat arus keluar terbesar sebesar 35 juta dolar AS (sekitar Rp560 miliar), diikuti Invesco dengan 25 juta dolar AS (sekitar Rp400 miliar).
Situasi ini memperlihatkan bagaimana kebijakan moneter global berdampak langsung pada pasar aset digital dan aset lainnya. Para ahli memprediksi pergerakan pasar kripto selanjutnya akan sangat bergantung pada kebijakan The Fed dan perkembangan proyek di sektor blockchain.