JAKARTA - Dalam acara The New York Times' DealBook Summit yang digelar pada Rabu 4 Desember, Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menjelaskan bahwa Bitcoin lebih mirip dengan emas, namun dalam bentuk digital.
"Orang menggunakan Bitcoin untuk spekulasi, seperti halnya emas, tetapi Bitcoin ini virtual," ujar Powell.
Menurut Powell, Bitcoin bukanlah alat pembayaran yang stabil dan memiliki volatilitas yang tinggi, sehingga ia tidak melihatnya sebagai pesaing dolar AS. "Bitcoin lebih mirip dengan emas daripada dengan dolar, itulah cara saya melihatnya," tambahnya.
Powell mengeluarkan pernyataan tersebut saat harga Bitcoin mendekati angka 100.000 dolar AS (sekitar Rp1,6 miliar) setelah pemilu presiden AS pada awal November 2024. Donald Trump, Presiden terpilih yang bersikap pro-kripto, bahkan menyatakan dirinya akan menjadi "calon pro-Bitcoin" yang dibutuhkan Amerika. Selain itu, Trump juga menunjuk Paul Atkins, mantan regulator yang mendukung industri kripto, untuk memimpin Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).
BACA JUGA:
Hingga Rabu siang 4 Desember, harga Bitcoin tercatat berada di kisaran 97,400 dolar AS (Rp1,56 miliar), menurut data dari The Block. Kenaikan ini semakin memperkuat posisi Bitcoin sebagai alternatif investasi, meski volatilitasnya tetap menjadi perhatian banyak pihak.
Di sisi lain, Powell juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara industri kripto dan sektor perbankan. "Kami ingin interaksi antara dunia kripto dan bank tidak mengancam kesehatan bank-bank itu," katanya. Meski The Fed tidak mengatur langsung industri kripto, Powell menegaskan bahwa pengawasan terhadap hubungan ini tetap penting.
Simak breaking news dan berita pilihan Anda langsung di ponsel. Pilih saluran andalan akses berita voi.id WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VamlU850gcfBaMTjry0w. Pastikan Anda sudah install aplikasi WhatsApp.