Bagikan:

JAKARTA – Harga bitcoin dan uang kripto lain yang melambung tinggi menarik minat banyak orang. Berbeda dengan (fiat) uang tradisional, cryptocurrency ini bersifat desentralisasi alias tidak ada pihak yang bisa mengatur harga uang kripto tersebut. Jadi tidak seperti fiat yang diatur oleh bank sentral dunia.

Fenomena ini membuat Jerome Powell selaku Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) mengeluarkan pernyataannya terkait meningkatnya transaksi bitcoin cs akibat menjamurnya perusahaan-perusahaan besar membuka diri pada uang kripto.

Jerome Powell tampaknya mulai resah. Dia mengatakan bahwa uang kripto hanya bersifat spekulatif.

“Cryptocurrency benar-benar kendaraan spekulasi. Mereka tidak benar-benar digunakan secara aktif sebagai pembayarn,” kata Powell dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh David Rubenstein, salah seorang pendiri Carlyle Group.

Bos The Fed itu juga membandingkan nilai uang kripto dengan emas. Menurutnya, sudah beribu tahun manusia menilai emas dengan khusus.

“Selama ribuah tahun, manusia telah memberikan emas nilai khusus yang tidak didapatkannya sebagai logam industri,” kata Powell sebagaimana yang dikutip dari CNBC International, Kamis 15 April.

Pada Rabu kemarin, bitcoin sendiri tembus harga tertinggi sepanjang masa yaitu mencapai 64 ribu dollar AS per koinnya. Sebelumnya, sejumlah perusahaan sudah menerima pembayaran dengan bitcoin, salah satunya adalah Tesla. Kini, pemilik bitcoin bisa membeli mobil listrik Tesla.

Baru-baru ini, sebuah platform jual beli uang krpto, Coinbase dikabarkan melantai di Nasdaq dan membuka IPO. Di sisi lain, Menteri Keuangan AS, Janet Yellen memperingatkan publik akan bahaya bitcoin. Bagi Yellen, posisi bitcoin masih harus dipertanyakan lagi terutama terkait stabilitasnya. Hal ini menimbulkan keraguan dalam dirinya.

“Saya tidak berpikir bahwa bitcoin... akan banyak digunakan sebagai mekanisme transaksi,” imbuh Yellen dalam sebuah konferensi yang dilangsungkan pada Februari lalu.

“Sejauh ini (bitcoin) digunakan, saya khawatir banyak digunakan untuk ‘keuangan gelap’ (ilegal). Ini adalah cara yang sangat tidak efisien untuk melakukan transaksi dan jumlah energi yang dikonsumsi untuk memproses transaksi tersebut juga sangat mencengangkan,” tambahnya.