JAKARTA - Harga Bitcoin akhirnya menembus angka 100.000 dolar AS atau sekitar Rp1,6 miliar pada Kamis, 5 Desember 2024. Ini adalah capaian bersejarah yang dinantikan investor kripto. Berdasarkan data dari Coinbase, Bitcoin diperdagangkan di kisaran 101.000 dolar AS (Rp1,616 miliar) sekitar pukul 09:45 WIB tadi pagi.
Sebelumnya, Bitcoin berkali-kali mendekati angka tersebut namun gagal melewatinya. Hal ini menunjukkan potensi besar Bitcoin di pasar aset global, terutama di tengah volatilitas pasar yang terus berlanjut.
Tidak berhenti sampai di situ, harga Bitcoin terus melambung lagi dan menorehkan harga tertinggi sepanjang masa (ATH) barunya di level 103.900 dolar AS atau setara Rp1,64 miliar per koin pada Kamis siang ini. Jika diamati sejak awal tahun, Bitcoin melonjak lebih dari 120%, saat itu Bitcoin berada di kisaran 44.000 dolar AS (Rp704 juta).
Sentimen positif juga datang dari sejumlah tokoh penting termasuk Vladimir Putin. Tadi malam, pada pertemuan para investor Russia Calling! Presiden Rusia Vladimir Putin menyinggung soal Bitcoin. “Bitcoin. Siapa yang bisa melarang penggunaannya? Tidak ada,” tuturnya. Menurut Putin, Bitcoin adalah teknologi baru dan tidak ada satu orang pun yang bisa melarangnya.
Kemudian, Ketua The Fed, Jerome Powell menilai bahwa Bitcoin adalah emas virtual. Pernyataan ini disampaikan Powell dalam gelaran New York Times Dealbook Summit yang berlangsung tadi malam. "Orang-orang menggunakan Bitcoin sebagai aset spekulatif, bukan? Ini seperti emas - hanya saja ini virtual, digital," kata Powell.
BACA JUGA:
Tidak hanya itu, naiknya harga Bitcoin juga dipicu oleh beberapa faktor penting, termasuk meningkatnya minat investor terhadap produk investasi berbasis kripto, seperti ETF (Exchange-Traded Fund). Pada bulan Januari 2024 lalu, SEC (Komisi Sekuritas dan Bursa AS) akhirnya memberikan persetujuan untuk ETF Bitcoin sehingga investor tradisional dapat berinvestasi dalam Bitcoin dengan cara yang lebih aman dan teregulasi.
Lonjakan harga Bitcoin kali ini tidak hanya mempengaruhi pasar kripto, tetapi juga menarik minat investor besar. Produk ETF Bitcoin seperti BlackRock’s iShares Bitcoin Trust (IBIT) yang baru diluncurkan menerima aliran dana lebih dari 1 miliar dolar AS (Rp16 triliun) pada bulan November 2024, menandakan tingginya permintaan di kalangan investor besar.
Kenaikan ini terjadi seiring dengan tren positif yang muncul di pasar kripto tahun ini, yang didorong oleh persetujuan produk ETF dan meningkatnya kepercayaan terhadap Bitcoin sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi. Bitcoin yang awalnya hanya digunakan untuk transaksi di dunia digital kini semakin diterima sebagai aset bernilai tinggi, bahkan oleh investor besar.