Bagikan:

JAKARTA - The Federal Reserve (The Fed) baru saja menyelesaikan pertemuan terakhir Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) tahun 2024 pada 19 Desember kemarin. Dalam pertemuan ini, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, suku bunga menjadi 4,25 - 4,50 persen. 

Pemangkasan ini sebenarnya sudah banyak diprediksi oleh pelaku pasar dan dianggap sebagai keputusan yang mendukung perekonomian, terutama di tengah memanasnya percaturan politik global.

Namun, sorotan utama pertemuan ini justru datang dari pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell. Dalam konferensi pers pasca-pertemuan, Powell menegaskan bahwa The Fed tidak diizinkan untuk memiliki Bitcoin. 

"Kami tidak diperbolehkan memiliki Bitcoin. Undang-undang saat ini melarangnya, dan kami tidak mencari perubahan hukum terkait hal ini. Itu adalah urusan Kongres," ujar Powell. Pasar kripto langsung bereaksi usai ketua The Fed menyampaikan pernyataan tersebut.

Optimisme publik terkait cadangan Bitcoin nasional alias Bitcoin Reserve yang sempat menguat sejak kemenangan Presiden terpilih Donald Trump pun langsung memudar. 

Sebelumnya, Trump memang secara terbuka mendukung ide cadangan Bitcoin untuk memperkuat posisi AS di sektor aset digital. Dukungan ini juga memotivasi sejumlah negara bagian seperti Ohio, Texas, dan Pennsylvania untuk mengajukan proposal pembentukan cadangan Bitcoin di tingkat lokal.

Pasar kripto merespons negatif pernyataan Jerome Powell. Harga Bitcoin anjlok lebih dari 5 persen, dari sekitar 108.000 dolar AS (Rp1,75 miliar) terperosok di bawah 100.000 dolar AS (Rp1,62 miliar) berdasarkan data CoinMarketCap pada Kamis 19 Desember kemarin.

Altcoin juga mengalami nasib yang sama, bahkan ada yang mencatat kerugian dua digit. Likuidasi besar-besaran juga terjadi, dengan total mencapai 869 juta dolar AS (sekitar Rp14,08 triliun) dalam waktu 24 jam terakhir, terutama dari posisi long.