Bagikan:

JAKARTA – Lima perusahaan media Kanada mengajukan gugatan terhadap OpenAI pada Jumat, 29 November, menuduh perusahaan kecerdasan buatan tersebut melanggar hak cipta dengan mengambil konten mereka secara ilegal untuk melatih sistem AI. Gugatan ini diajukan oleh Torstar, Postmedia, The Globe and Mail, The Canadian Press, dan CBC/Radio-Canada di Pengadilan Tinggi Ontario.

Dalam pernyataannya, perusahaan media tersebut menegaskan bahwa OpenAI mengambil konten jurnalistik mereka tanpa izin dan tanpa kompensasi, menggunakan karya tersebut untuk keuntungan komersial.

“Jurnalisme adalah kepentingan publik. Penggunaan jurnalisme oleh OpenAI untuk keuntungan komersial tanpa izin adalah ilegal,” tegas mereka.

Gugatan dan Tuntutan Hukum

Gugatan setebal 84 halaman itu meminta ganti rugi dan memohon kepada pengadilan untuk mengeluarkan larangan permanen agar OpenAI tidak menggunakan konten mereka tanpa persetujuan.

“Daripada memperoleh informasi secara legal, OpenAI dengan sengaja mengambil properti intelektual milik perusahaan media dan menggunakannya untuk keperluan komersial tanpa kompensasi,” tulis mereka dalam gugatan.

Selain itu, perusahaan media tersebut menyatakan tidak pernah menerima kompensasi apapun dari OpenAI atas penggunaan konten mereka.

Tanggapan OpenAI

OpenAI membela diri dengan menyatakan bahwa model mereka dilatih menggunakan data yang tersedia untuk umum dan sesuai dengan prinsip fair use (penggunaan wajar) serta hukum hak cipta internasional.

“Kami bekerja sama dengan penerbit berita, termasuk menampilkan atribusi dan tautan ke konten mereka di ChatGPT. Kami juga menawarkan cara mudah bagi mereka yang ingin keluar dari program ini,” kata juru bicara OpenAI.

Tren Gugatan AI

Gugatan ini merupakan bagian dari gelombang tuntutan hukum terhadap perusahaan teknologi yang menggunakan data untuk melatih sistem AI generatif. Penulis, artis visual, dan penerbit musik juga telah menggugat perusahaan seperti OpenAI dan Microsoft, yang merupakan investor utama OpenAI.

Gugatan terbaru ini tidak menyebut Microsoft secara langsung, namun sebelumnya Elon Musk memperluas gugatan terhadap OpenAI dan Microsoft, menuduh keduanya berusaha memonopoli pasar AI generatif.

Kasus ini mencerminkan kekhawatiran global terkait perlindungan hak cipta di era AI yang terus berkembang.