
JAKARTA - Founder & Chief Compliance Officer (CCO) Reku, sekaligus Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO), Robby menyoroti peran Bursa Kripto terhadap ekosistem kripto.
Menurutnya, kehadiran Bursa Kripto ini diharapkan dapat memberikan jaminan keterbukaan dan keamanan transaksi aset kripto. Serta, meningkatkan literasi masyarakat.
Untuk itu, Reku juga terus aktif berkolaborasi bersama BAPPEBTI dan ASPAKRINDO untuk mengembangkan industri aset kripto yang sehat. Termasuk dalam mendorong potensi ekosistem kripto dan meninjau dampak penerapan regulasi dan kondisi pasar.
“Kami mengamati penurunan volume transaksi aset kripto hingga 78 persen jika dibandingkan secara tahunan (YoY) antara bulan Juni 2022 dan Juni 2023," jelas Robby dalam sebuah pernyataan.
Setelah dilakukan peninjauan, Reku dan ASPAKRINDO menemukan jika salah satu faktor penurunan transaksi itu adalah keluhan dari pengguna terkait dengan penerapan pajak dalam transaksi aset kripto.
BACA JUGA:
Tidak hanya itu, maraknya exchanger ilegal juga menjadi poin diskusi bersama regulator dan asosiasi. Robby menjelaskan, pada tahun 2022, OJK merilis kerugian masyarakat akibat kripto ilegal diperkirakan mencapai lebih dari Rp4 triliun.
"Hal ini dipicu oleh keinginan masyarakat untuk menggunakan exchanger yang bebas pajak dan mencari variasi produk lainnya," tambahnya.
Oleh karena itu, Robby merasa perlunya kolaborasi multi-stakeholders antara pelaku industri, asosiasi, dan regulator dalam berbagi usulan dan mencari solusi yang lebih baik untuk dalam penerapan regulasi yang ideal dan mendorong pengembangan inovasi produk.
Meskipun demikian, Robby dan Reku mengaku tetap optimistis dengan pertumbuhan dan prospek ekosistem kripto di Indonesia di masa depan.