Twitter Uji Coba Fitur Catatan Komunitas untuk Foto, Cegah Pengguna Jadi Korban AI!
Twitter sedang menguji catatan media hanya untuk tweet gambar tunggal (foto: dok. twitter)

Bagikan:

JAKARTA - Maraknya penyebaran misinformasi dari gambar yang dihasilkan oleh Kecerdasan Buatan (AI), Twitter menghadirkan fitur untuk menghalaunya.

Perusahaan dilaporkan sedang menguji fitur yang disebut Catatan Komunitas atau Community Notes, bertujuan untuk memeriksa fakta konten dari media.

Dalam pengujian, fitur Catatan Komunitas akan menerapkan pemeriksaan fakta yang bersumber dari banyak situs ke foto dan klip video tertentu.

Fitur tersebut juga dapat bekerja apabila kontributor Catatan Komunitas yang memiliki peringkat cukup tinggi, bisa menerapkan catatan pada gambar yang dibagikan dalam Tweet.

Opsi ini dapat dipilih jika kontributor yakin media itu sendiri berpotensi menyesatkan, terlepas dari Tweet mana media tersebut ditampilkan.

Seperti catatan pada Tweet, label dapat menambahkan konteks tambahan ke gambar, seperti menunjukkan apakah foto dibuat menggunakan AI generatif atau dimanipulasi.

Embed:

Melansir Engadget, Rabu, 31 Mei, fitur Catatan Komunitas juga bisa menangkal penyebaran viral dari foto-foto tersebut. Tujuannya, dikatakan Twitter, agar catatan muncul secara otomatis pada salinan saat ini dan yang akan datang dari gambar yang sama.

Bahkan, jika dibagikan dalam tweet baru oleh pengguna yang berbeda. Namun, Twitter masih perlu waktu untuk menyempurnakan penyesuaian gambar.

"Ini saat ini dirancang untuk gagal di sisi presisi saat mencocokkan gambar, yang berarti mungkin tidak akan cocok dengan setiap gambar yang terlihat tepat untuk Anda," ujar Twitter.

“Kami akan berupaya mengoptimalkan ini untuk memperluas cakupan sambil menghindari kesalahan pencocokan," imbuhnya.

Saat ini, Twitter sedang menguji catatan media hanya untuk tweet gambar tunggal, tetapi perusahaan berencana untuk memperluas fitur ke tweet dengan banyak gambar dan video di masa mendatang.

Dengan demikian, langkah Twitter tersebut dapat membatasi konten viral yang menyesatkan, mengingat tidak sedikit gambar yang dimanipulasi atau pemalsuan mendalam dan menjadi hal biasa.