Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan mobil listrik China, Nio, telah berinvestasi dalam sebuah perusahaan startup yang sedang mengembangkan teknologi fusi, sehingga melakukan taruhan lebih lanjut di bidang energi. Ini diketahui  menurut sumber yang di perusahaan.

Menurut sumber tersebut, dikutip Reuters, Perusahaan yang baru didirikan tersebut, Neo Fusion, akan melakukan penelitian dan pengembangan teknologi yang bertujuan untuk membawa fusi terkendali untuk penggunaan komersial secara global dalam dua dekade.

Dengan modal pendaftaran sebesar 5 miliar yuan (Rp10,8 triliun), Neo Fusion dikendalikan 50% oleh perusahaan energi milik pemerintah provinsi Anhui, China, dan perusahaan investasi, menurut rincian keuangan dalam pengajuan pendaftaran perusahaan yang dilihat oleh Reuters.

Nio telah menginvestasikan 995 juta yuan untuk kepemilikan sebesar 19,9%, sementara Nio Capital, perusahaan investasi yang didirikan oleh CEO Nio William Li, menginvestasikan 505 juta yuan untuk kepemilikan sebesar 10,1%, demikian terlihat dalam pengajuan tersebut.

"Dengan tetap setia pada aspirasi awal Blue Sky Coming, Nio bertujuan untuk memfasilitasi penelitian dan komersialisasi teknologi fusi nuklir dengan melakukan investasi keuangan dalam proyek ini," yang berencana untuk menarik lebih banyak investor strategis dan keuangan secara bertahap, kata Nio dalam pernyataan kepada Reuters pada Jumat, 19 Mei.

Nio Capital dan Komisi Pengawasan dan Administrasi Aset Milik Negara Anhui tidak segera memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari media.

Fusi dianggap suatu hari nanti dapat membantu dunia mengurangi emisi yang terkait dengan perubahan iklim. Berbeda dengan reaktor fisi saat ini, fusi dapat menghasilkan energi tanpa menghasilkan limbah radioaktif yang tahan lama.

Kemajuan teknologi dalam beberapa tahun terakhir telah membuatnya semakin dekat untuk dicapai secara nyata, memicu lonjakan investasi di kalangan perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan China, yang ingin mendominasi teknologi energi generasi berikutnya.

Investasi oleh Nio juga menegaskan ambisi produsen mobil listrik yang masih merugi ini di sektor energi dan tenaga.

Meskipun beberapa orang telah mengkritik stasiun pertukaran baterai sebagai investasi yang mahal, Nio berargumen bahwa pertukaran baterai adalah solusi yang lebih cepat untuk memberi daya pada mobil listrik dan juga merupakan fasilitas penyimpanan energi untuk meningkatkan stabilitas jaringan listrik.

Perusahaan juga sedang mengembangkan teknologi baterai dan berencana membangun pabrik baterai dengan kapasitas tahunan sebesar 40 gigawatt-hour di kota Hefei, provinsi Anhui, seperti yang dilaporkan oleh Reuters sebelumnya.