Relativity Space Buat Printer 3D Raksasa untuk Produksi Suku Cadang Roket
Relativity Space membangun robot cetak 3D raksasa yang memungkinkan perusahaan untuk membangun produk selain roket. (foto: twitter @relativityspace)

Bagikan:

JAKARTA - Pembuat roket Relativity Space telah membangun robot cetak 3D raksasa yang memungkinkan perusahaan untuk membangun produk selain roket. Printer ini menurut  Tim Ellis, kepala eksekutif Relativity, akan segera diluncurkan dalam waktu dekat.

Startup yang berbasis di Los Angeles ini menargetkan akhir tahun untuk peluncuran debut roket andalannya yang sebagian besar dicetak 3D, Terran 1. Roket ini adalah salah satu dari segelintir kendaraan peluncuran kecil AS yang ditawarkan oleh perusahaan baru untuk mengirim satelit kecil ke orbit.

“Printer 3D dari Relativity Space yang ditingkatkan, adalah yang terbaru dalam jajaran bernama Stargate, terutama akan digunakan untuk membangun roket Terran R generasi berikutnya yang lebih besar,” kata Ellis. Namun, Ellis mengatakan perusahaannya juga dapat mengeksplorasi proyek-proyek di bidang-bidang seperti energi bersih dan "bahan untuk aplikasi lain."

"Pencetakan 3D logam format besar ini, benar-benar berarti kita baru memulai dengan roket," kata , kata Tim Ellis kepada Reuters. "Ketika teknologi ini matang dan kami menunjukkan bahwa kami dapat membangun dan mengembangkannya sendiri, maka kami akan dapat mengambil proyek lain."

Menurut Ellis,  perusahaan tersebut bekerja sama dengan perusahaan fusi nuklir untuk menggunakan printer 3D baru untuk mencetak bagian dari reaktor fusi. Sayang dia menolak menyebutkan nama perusahaan tersebut karena mengutip perjanjian non-disclosure.

Relativity Space telah memusatkan lini produksi roketnya pada printer 3D yang dikembangkan sendiri, karena melihat strategi sebagai keunggulan di antara para pesaing untuk menyederhanakan desain dan pembuatan suku cadang dan mesin roket.

“Printer baru ini tujuh hingga 12 kali lebih cepat dari versi sebelumnya dan dirancang untuk mencetak empat roket Terran R per tahun,” kata Ellis. Sejauh ini Relativity Space memiliki kontrak peluncuran Terran R senilai 1,2 miliar dolar AS (Rp 18,5 triliun).

Saingan Relativity Space, seperti Astra Space  dan Rocket Lab,  juga telah menawarkan produk sampingan seperti suku cadang satelit, untuk mendatangkan lebih banyak pendapatan di tengah proyek pengembangan roket yang mahal dan memakan waktu.

Minat global dalam fusi nuklir, bentuk pembangkit listrik yang baru lahir, meningkat di tengah meningkatnya kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon. Hal ini juga dibayangkan oleh para ilmuwan sebagai sumber energi yang berpotensi penting untuk habitat yang direncanakan di bulan.