JAKARTA - Etihad Airways, maskapai penerbangan milik negara Abu Dhabi, telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan teknologi Astra Tech pada Selasa 3 Mei untuk memungkinkan pelanggan melakukan pemesanan penerbangan menggunakan kecerdasan buatan di dalam aplikasi obrolan BOTIM.
BOTIM telah relaunching sebagai "aplikasi ultra" pada Senin 1 Mei dan salah satu layanannya adalah generative pre-trained transformer (GPT), teknologi AI yang sangat populer sejak diluncurkan oleh OpenAI, ChatGPT, pada November tahun lalu.
Melalui perjanjian antara Etihad dan Astra Tech, klien maskapai penerbangan dapat memesan penerbangan hanya dengan mengetikkan detail dasar layanan yang mereka butuhkan, dengan teknologi tersebut menyelesaikan pemesanan itu sendiri. GPT Astra Tech diklaim sebagai yang pertama yang bekerja dalam bahasa Arab. Teknologi ini juga tersedia dalam bahasa Inggris.
"Dengan modul BOTIM GPT yang dikembangkan oleh Astra Tech, penerbangan dan layanan perjalanan lainnya terintegrasi ke dalam aplikasi Botim, menawarkan cara yang nyaman dan inovatif bagi pelanggan untuk memesan penerbangan Etihad," kata Astra Tech, dikutip Reuters.
BACA JUGA:
Astra Tech membeli BOTIM pada tahun lalu dengan harga yang tidak diungkapkan dari sekitar 12 investor. Sheikh Abdullah Abu Sheikh, pendiri Astra Tech dan CEO BOTIM, mengatakan bahwa BOTIM adalah salah satu dari tiga penyedia remitansi digital teratas di Uni Emirat Arab, selain layanan lain yang diberikan oleh aplikasi itu.
Sheikh Abdullah adalah pemegang saham utama Astra Tech dan mengatakan salah satu investor besar adalah perusahaan kecerdasan buatan Abu Dhabi, G42, yang diketuai oleh Sheikh Tahnoon bin Zayed al-Nahyan, saudara presiden negara dan penasihat keamanan nasional UAE, yang mengawasi kerajaan bisnis yang luas.
"Kami juga memiliki beberapa investor strategis lain yang akan kami umumkan secepatnya," kata Sheikh, menambahkan bahwa mereka termasuk institusi "strategis" dari wilayah tersebut serta satu atau dua institusi internasional.