JAKARTA - Ispace, sebuah startup asal Jepang, mengalami kegagalan dalam misi mendaratkan pesawatnya di bulan pada Selasa, 25 April. Ispace berencana untuk membuat pendaratan bulan swasta pertama, namun para insinyur kesulitan untuk menghubungi pendarat Hakuto-R Mission 1 (M1) setelah waktu yang ditentukan untuk mendaratkan pesawat berlalu.
Chief Executive Ispace, Takeshi Hakamada, mengatakan pada live stream perusahaan bahwa mereka kehilangan komunikasi dengan pesawat, dan harus menganggap bahwa mereka gagal mendarat di permukaan bulan. Meski M1 berhasil mendekati permukaan bulan hingga 90 meter, pada waktu yang diharapkan untuk mendarat, para insinyur di pusat kontrol misi tidak menerima konfirmasi sinyal dari pesawat.
"Akhir-akhir ini kita telah mencapai banyak hal selama misi 1 ini," kata Hakamada, dikutip Reuters. "Insinyur kami akan terus menyelidiki situasi ini. Saat ini, yang bisa saya katakan adalah kami sangat bangga dengan fakta bahwa kami telah mencapai banyak hal selama misi ini."
Pesawat ini diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, pada roket SpaceX pada Desember 2021 dan berhasil menyelesaikan delapan dari 10 tujuan misi di antariksa yang akan memberikan data berharga bagi upaya mendaratkan pesawat pada 2024 mendatang. Misi 2 pesawat ini sudah dalam tahap konstruksi.
BACA JUGA:
Jepang memiliki ambisi besar untuk membangun industri antariksa domestik dan ingin mengirim astronot Jepang ke bulan pada akhir 2020-an. Namun, kegagalan ini merupakan kekecewaan terbaru bagi Jepang dalam teknologi antariksa, karena hanya Amerika Serikat, Uni Soviet, dan China yang berhasil melakukan pendaratan lembut pesawat di bulan. Beberapa upaya oleh India dan perusahaan Israel swasta pada beberapa tahun terakhir juga berakhir dengan kegagalan.
Pesawat M1 diharapkan mencapai lokasi pendaratan di pinggiran Mare Frigoris, di belahan utara bulan, di mana ia akan melepaskan rover berukuran bola baseball dengan dua roda yang dikembangkan oleh JAXA, perusahaan mainan Jepang Tomy Co, dan Sony Group, serta "Rashid" Rover beroda empat dari Uni Emirat Arab.
Selain itu, M1 juga membawa baterai padat eksperimental yang dibuat oleh NGK Spark Plug Co, serta objek-objek lain untuk mengukur kinerjanya di bulan.