JAKARTA - Jepang tengah bersiap untuk melakukan pendaratan di Bulan yang bersejarah pada 25 April, dengan Hakuto-R. Sekarang, pesawat ruang angkasa itu sedang mengorbit di sekitar satelit alami Bumi tersebut.
Misi Haktuo-R milik ispace Inc lepas landas tanpa insiden dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS), setelah dua penundaan yang disebabkan oleh pemeriksaan roket SpaceX, Falcon 9.
Pendaratan alternatif akan dilakukan pada 26 April, 1 Mei dan 3 Mei. Probe saat ini berada di orbit bulan elips, sedekat 62 mil ke permukaan bulan, dan menuju sejauh 1.430 mil.
Saat akan mendarat, Hakuto-R akan melakukan pengereman saat mendekati jarak terdekat permukaan bulan. Dia kemudian harus menembakkan sistem propulsi utamanya untuk melambat dari orbit.
“Memanfaatkan serangkaian perintah yang telah ditentukan sebelumnya, pendarat akan menyesuaikan sikapnya dan mengurangi kecepatan untuk melakukan pendaratan lunak di permukaan bulan. Prosesnya akan memakan waktu sekitar satu jam," ungkap ispace.
Lokasi pendaratan utamanya berada di Kawah Atlas, yang terletak di tepi luar tenggara Mare Frigoris (Lautan Dingin), dipilih untuk mempertahankan fleksibilitas selama operasi.
Kawah Atlas dipilih bersama dengan beberapa kontinjensi, yang dapat digunakan tergantung pada variabel yang terjadi selama transit.
Situs di Bulan itu memenuhi spesifikasi teknis misi demonstrasi teknologi pendarat, tujuan eksplorasi ilmiah untuk misi Mohammed Bin Rashid Space Centre (MBRSC), seperti dikutip dari Space, Selasa, 18 April.
BACA JUGA:
Pesawat ruang angkasa itu juga membawa penjelajah kecil Rashid untuk MBRSC. Pertimbangan yang hati-hati terhadap kriteria lokasi target termasuk durasi penyinaran matahari terus menerus dan jarak pandang komunikasi dari Bumi. Target pendaratan alternatif antara lain Lacus Somniorum, Sinus Iridium dan Oceanus Procellarum.
Jika berhasil, Hakuto-R akan menjadi pesawat luar angkasa swasta pertama yang mendarat dengan selamat di Bulan dan akan membuat Jepang menjadi negara keempat yang mendarat lunak di bulan, setelah Amerika Serikat (AS), Uni Soviet, dan China.
Selama ini, ispace sudah mengerjakan misi Bulan kedua dan ketiga, menargetkan peluncuran masing-masing pada 2024 dan 2025.