Bagikan:

JAKARTA - Penipuan berkedok keluarga semakin memprihatinkan di Australia. Dilaporkan, warga negara tersebut telah kehilangan 7,2 juta dolar AS atau setara Rp112 miliar pada tahun ini.

Melalui pesan teks, sang penipu atau aktor jahat itu menyamar sebagai keluarga korban dan meyakinkan orang untuk mengirim mereka sejumlah uang. Penipuan ini, dijuluki "Hi Mum" atau peniruan identitas keluarga.

Mulanya, aktor jahat itu akan menghubungi korban, sering kali melalui aplikasi perpesanan instan WhatsApp dan kemudian berpura-pura sebagai anggota keluarga, teman yang hilang atau mengaku ponsel mereka dirusak oleh salah satu keluarga. Sang aktor kerap menghubungi korban dengan nomor yang berbeda.

Menurut laporan Australian Consumer and Competition Commission (ACCC), jumlah korban penipuan meningkat sepuluh kali lipat dalam tiga bulan terakhir. Di tahun ini saja, Rp112 miliar telah dicuri dari 11.100 korban, dan melonjak sejak Agustus lalu.

“Kami mengimbau warga Australia untuk berhati-hati terhadap pesan telepon dari anggota keluarga atau teman yang mengklaim bahwa mereka membutuhkan bantuan, menyusul peningkatan yang signifikan dalam penipuan Hi Mum," ungkap ACCC pada Agustus lalu.

Melansir The Independent, Selasa, 13 Desember, sebagian besar penipuan peniruan keluarga dilaporkan oleh wanita berusia di atas 55 tahun. ACCC menegaskan warga Australia untuk memverifikasi kontak keluarga mereka secara teliti ketika dihubungi oleh aktor jahat itu.

“Jika Anda dihubungi oleh seseorang yang mengaku sebagai putra, putri, kerabat, atau teman Anda, mulailah dengan menghubungi mereka di nomor yang sudah tersimpan di ponsel Anda,” jelas Wakil Ketua ACCC, Delia Rickard.