JAKARTA - Perusahaan manufaktur yang bergerak di industri besi dan baja, PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) mencatatkan penurunan kinerja di kuartal I 2022. Kerugian perusahaan tempat aktor Ricky Harun jadi Komisaris ini membengkak hingga tiga kali lipat pada tiga bulan pertama tahun ini.
Dalam laporan keuangan HKMU, dikutip Senin 6 Juni, perseroan mencatatkan penjualan sebesar Rp120,4 miliar pada kuartal I 2022. Penjualan ini turun 7,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp130,3 miliar.
Penjualan HKMU sepanjang tiga bulan pertama 2022 ditopang oleh penjualan di segmen manufaktur yang mencapai Rp112 miliar, turun 12,9 persen dibandingkan kuartal I 2021 sebesar Rp128,7 miliar. Penjualan dalam segmen manufaktur ini mencakup penjualan aluminium sebesar Rp67,2 miliar, baja ringan Rp23,8 miliar, pipa PVC Rp9,75 miliar, serta toilet dan perlengkapan sanitasi Rp11,13 miliar.
Segmen selanjutnya yang menopang penjualan perseroan adalah trading, yang meningkat 4 kali lipat atau 433 persen dari Rp1,58 miliar di kuartal I 2021, menjadi Rp8,44 miliar di kuartal I 2022. Penjualan ini didorong oleh penjualan stainles steel sebesar Rp5,35 miliar dan coil senilai Rp3,09 miliar.
Dengan kinerja penjualan tersebut, laba bruto HKMU tercatat turun 23,18 persen menjadi Rp11,6 miliar, dari Rp15,2 miliar secara tahunan (year-on-year/yoy). HKMU pun mencatatkan peningkatan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp13,7 miliar, meningkat tiga kali lipat dari Rp3,05 miliar secara tahunan.
BACA JUGA:
Meningkatnya rugi bersih perseroan ini disebabkan oleh naiknya beban umum dan administrasi menjadi Rp13,8 miliar, dari Rp8,6 miliar. Selain itu, beban lain-lain HKMU juga meningkat dari Rp3,04 miliar pada kuartal I 2021 menjadi Rp12,9 miliar pada kuartal I/2022.
Adapun hingga akhir Maret 2022, jumlah aset perseroan tercatat turun 2,99 persen menjadi Rp699,1 miliar, dari Rp720,6 miliar di akhir Desember 2021. Begitu juga dengan jumlah liabilitas yang turun menjadi Rp484,9 miliar per 31 Maret 2022, dari Rp491,4 miliar per 31 Desember 2021.
Total ekuitas perseroan juga mengalami penurunan dari Rp229,2 miliar di akhir 2021, menjadi Rp214,1 miliar di akhir kuartal I 2022.