Bagikan:

JAKARTA - Untuk mencari asal usul kosmik alam semesta di langit, para ilmuwan dari UKRI (Penelitian dan Inovasi Inggris) bergabung dengan misi astronomi internasional.

Sebanyak enam universitas di Inggris akan memberikan peningkatan besar pada eksperimen latar belakang gelombang mikro kosmik (CMB) yang dilakukan oleh Observatorium Simons (SO) dengan dana yang digelontorkan UKRI 18 juta poundsterling setara Rp314 miliar.

CMB merupakan jejak panas yang ditinggalkan oleh Big Bang, dan dengan mempelajarinya maka dapat menjelaskan pemahaman lebih tentang bagaimana bintang serta galaksi terbentuk.

Sementara, SO sendiri adalah teleskop berbasis darat yang ditempatkan di gunung setinggi 5.200 meter di atas Gurun Atacama di Chili.

Sebelum kontribusi baru Inggris ini, SO terdiri dari teleskop aperture besar tunggal dan tiga teleskop aperture kecil.

Kedua jenis teleskop akan melakukan dua pekerjaan yang berbeda untuk misi baru ini. Di mana teleskop aperture kecil akan difokuskan untuk mencari tanda-tanda gelombang gravitasi primordial.

Teleskop besar akan menjawab berbagai pertanyaan yang belum terpecahkan termasuk sifat neutrino, spesies relativistik lainnya, sifat materi gelap, dan fisika yang memunculkan percepatan ekspansi alam semesta yang teramati.

"Penambahan teleskop dan peneliti baru akan menjadi tambahan yang signifikan untuk program kami dan akan membantu memastikan SO mengembalikan ilmu pengetahuan yang luar biasa untuk tahun-tahun mendatang," ujar juru bicara SO Profesor Mark Devlin, dari The University of Pennsylvania yang dikutip dari Metro, Selasa, 18 Oktober.

Proyek internasional ini dipimpin oleh Amerika Serikat (AS), didukung oleh Yayasan Simons, Yayasan Heising-Simons, dan mencakup 85 lembaga dari 13 negara lainnya.