Bagikan:

JAKARTA - Salah satu peneliti yang bekerja untuk Teleskop Luar Angkasa James Webb, Massimo Stiavelli, baru saja memberikan informasi tentang bagaimana Teleskop Webb akan melihat ke masa lalu di beberapa bintang dan galaksi paling awal.

Informasi ini dibagikan Stiavelli setelah Teleskop Webb memulai operasi sains musim panas ini, itu akan menjadi teleskop ruang angkasa paling kuat di dunia, dan akan membuka jalan baru untuk penelitian astronomi.

Stiavelli yang sekaligus menjabat kepala Kantor Misi Webb di Institut Sains Teleskop Luar Angkasa ini menjelaskan, Teleskop Webb akan dapat melihat galaksi yang lebih jauh dari sebelumnya, memungkinkan para peneliti untuk melihat sekilas tahap awal alam semesta.

Dengan melihat komposisi bintang dan galaksi yang sangat awal ini, para peneliti dapat memperoleh gambaran tentang apa yang terjadi dalam beberapa menit setelah Big Bang.

"Komposisi kimia alam semesta awal, tepat setelah Big Bang, adalah produk dari proses nuklir yang terjadi dalam beberapa menit pertama keberadaan alam semesta," ungkap Stiavelli dalam unggahan blog NASA, Senin, 14 Maret.

“Proses ini dikenal sebagai nukleosintesis primordial. Salah satu prediksi model ini adalah komposisi kimia alam semesta awal sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium. Hanya ada jejak elemen yang lebih berat, yang terbentuk kemudian di bintang," imbuhnya.

Menurut Stiavelli, prediksi ini sesuai dengan pengamatan, dan sebenarnya merupakan salah satu bukti kunci yang mendukung model Big Bang yang panas.

Teleskop Webb akan mencari contoh bintang yang sangat tua tersebut untuk melihat apakah mereka mendukung teori terkini tentang Big Bang.

“Bintang paling awal terbentuk dari material dengan komposisi primordial ini. Menemukan bintang-bintang ini, yang biasa disebut sebagai Bintang Pertama atau Bintang Populasi III, merupakan verifikasi penting dari model kosmologis kita, dan ini dapat dijangkau oleh Teleskop Webb," ujar Stiavelli.

Menurut  Stiavelli, Teleskop Webb mungkin tidak dapat mendeteksi bintang individu dari awal alam semesta, tetapi dapat mendeteksi beberapa galaksi pertama yang mengandung bintang-bintang itu.

Sebagai informasi, proyek Stiavelli adalah untuk melihat salah satu galaksi terjauh yang ditemukan hingga saat ini, yang disebut MACS1149-JD1, menggunakan Teleskop Webb.

Para peneliti akan mengukur berapa banyak galaksi yang terdiri dari unsur-unsur yang lebih berat, menggunakan alat yang disebut spektrograf, sehingga mereka dapat memastikan apakah galaksi itu terdiri dari bintang-bintang yang sangat awal ini. Proyek tersebut akan menjadi bagian dari tahun pertama operasi sains Teleskop Webb.