JAKARTA - Bertahun-tahun diselimuti sanksi Amerika Serikat (AS), Huawei diklaim telah mengembangkan strategi untuk menghindarinya. Mereka bahkan berencana meluncurkan ponsel yang dibekali 5G pada awal tahun depan.
Huawei memang sempat berjaya di 2020 , tetapi ia masuk daftar hitam oleh pemerintah AS, yang kemudian memengaruhi pasokan segala sesuatu mulai dari perangkat lunak hingga prosesor.
Meskipun Huawei menimbun komponen dan telah berusaha untuk melakukan pengembangan sebanyak mungkin di dalam negeri, pembatasan tersebut telah membatasi kemampuannya untuk mengembangkan dan memproduksi smartphone, terutama yang memiliki 5G.
Namun, Financial Times mengatakan perusahaan berencana untuk menggunakan chip yang kurang canggih, tetapi masih dapat terhubung ke jaringan generasi berikutnya.
Produsen ponsel ini tahu meski berisiko terhadap pengalaman pengguna yang lebih rendah dibandingkan dengan perangkat Huawei sebelumnya atau perangkat dari pesaing, itu akan memberi Huawei setidaknya rute kembali ke pasar.
BACA JUGA:
Melansir TechRadar, Jumat, 7 Oktober, perusahaan juga berencana bekerja dengan produsen yang tidak memiliki sanksi untuk membangun kasing telepon yang mendukung 5G.
Daftar hitam Huawei merupakan bagian dari serangan yang lebih luas terhadap perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya. Huawei dianggap memiliki peralatan sebagai risiko keamanan nasional. Namun, ia terus-menerus membantah tuduhan melakukan kesalahan.
Sementara itu, pembatasan terhadap perusahaan AS yang melakukan bisnis dengan Huawei telah sedikit dilonggarkan sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam kegiatan standar internasional dengan perusahaan tersebut.