JAKARTA - Pemerintah China sedang menyusun strategi pembalasan pada dua produsen ponsel utama Eropa, Nokia Corp dan Ericsson AB. Hal ini dilakukan seandainya anggota Uni Eropa mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) dan Inggris untuk menghalangi Huawei Technologies Co untuk membuat jaringan 5G.
Dikutip dari CNET, Selasa 21 Juli, Kementerian Perdagangan China sedang mempertimbangkan dalam mengontrol ekspor yang akan mencegah Nokia dan Ericsson untuk mengirim produk buatan China ke negara lain.
BACA JUGA:
Meski demikian, kabarnya Uni Eropa belum melarang Huawei beroperasi hingga kini, tetapi mengeluarkan sebuah peringatan tentang menyarankan operator telekomunikasi untuk lebih berhati-hati dalam membeli peralatan jaringan 5G. Hal ini diklaim sebagai pembatas untuk kehadiran Huawei.
Pekan lalu, Inggris memerintahkan operator telekomunikasinya untuk tidak membeli komponen 5G dari Huawei mulai akhir tahun ini dan menghapus semua peralatan yang dibuat oleh raksasa telekomunikasi China tersebut dari jaringan 5G pada 2027.
Sementara itu di AS, administrasi Presiden Donald Trump memasukkan Huawei ke daftar hitam ekspor pada Mei tahun lalu, yang pada dasarnya melarang perusahaan itu mengimpor perangkat keras apa pun ke AS. Keputusan itu dibuat karena masalah keamanan nasional.
Departemen Perdagangan AS juga menambahkan Huawei ke Daftar Entitas, yang melarang perusahaan di AS untuk melakukan bisnis dengannya. Tentu saja hal itu menempatkan Huawei pada posisi yang sulit karena tidak dapat bekerja dengan pemasok di AS.
Ericsson Swedia dan Nokia Finlandia adalah di antara penerima efek paling cepat dari kampanye pimpinan AS melawan Huawei.