Peneliti China Temukan Mineral dalam Sampel yang Diambil dari Permukaan Bulan
Peneliti China temukan mineral di Bulan. (NASA)

Bagikan:

JAKARTA – Dalam penelitian terkait sampel yang diambil dari permukaan Bulan, para ilmuwan berhasil menemukan jenis mineral baru. Mereka juga tengah mempelajari sampel terbaru untuk mempelajari bahan bakar untuk pembangkit listrik fusi nuklir, dilansir Sputnik News.

Pada Jumat lalu, di Beijing, Administrasi Antariksa Nasional China (CNSA) dan Otoritas Energi Atom Tiongkok bersama-sama mengumumkan temuan Changesite-(Y), mineral unik keenam yang diidentifikasi di permukaan bulan dan yang pertama ditemukan oleh para ilmuwan China, menurut China Daily.

Sementara mineral lainnya ditemukan oleh AS atau Rusia, satu-satunya negara lain yang mengembalikan sampel dari Bulan. Penemuan ini dibuat oleh para ilmuwan di Institut Penelitian Geologi Uranium Beijing, anak perusahaan dari China National Nuclear Corporation (CNNC).

Partikel Changesite-(Y), bahan fosfat, hanya berdiameter 10 mikron, atau sekitar sepersepuluh lebar rambut manusia, demikian menurut Wang Xuejun, seorang pejabat partai di CNNC.

Chang'e-5 lunar rover China mengirim sampel kembali pada Desember 2020, diambil dari tempat di utara Mons Rümker di Oceanus Procellarum, di sudut barat laut sisi bulan yang selalu menghadap ke Bumi. Sampel-sampel itu adalah sampel pertama yang kembali dalam 44 tahun.

Foto yang diambil pada 4 Desember 2020 menunjukkan HL-2M Tokamak, matahari buatan generasi baru China, di Chengdu, Provinsi Sichuan, barat daya China. HL-2M Tokamak mulai beroperasi pada hari Jumat dan mencapai pelepasan plasma pertamanya, menurut China National Nuclear Corporation (CNNC).

CNSA mendistribusikan sampel kepada para peneliti untuk dianalisis mulai Juli 2021, dengan sampel seberat 17,5 gram akan diberikan kepada 13 organisasi penelitian domestik yang mengerjakan 31 proyek ilmiah.

Dong Baotong, wakil ketua Otoritas Energi Atom Tiongkok, mengatakan pada konferensi mineralogi baru-baru ini bahwa penemuan itu “memberikan lebih banyak data ilmiah dasar untuk evaluasi dan pengembangan sumber daya bulan dan telah memperdalam pengetahuan umat manusia tentang bulan dan tata surya.”

“Tiongkok juga telah menjadi negara ketiga yang mengambil sampel bulan dan menemukan mineral bulan baru setelah AS dan Rusia,” katanya, demikian menurut South China Morning Post.

Para peneliti juga menemukan sampel helium-3, isotop helium yang lebih kecil dari normal yang telah lama dilirik sebagai bahan bakar potensial untuk fusi nuklir, sejenis pembangkit listrik yang melepaskan energi jauh lebih banyak daripada pembangkit listrik tenaga nuklir berbasis fisi, tetapi tanpa masalah terkait dengan bahan radioaktif.

Bulan memiliki helium-3 dalam jumlah besar, berkat paparan angin matahari, yang dicegah oleh medan magnet Bumi untuk berinteraksi dengan permukaan planet. Tempat-tempat lain, seperti planet Juipter, bahkan memiliki jumlah helium-3 yang lebih tinggi. Menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), menambang gas kemungkinan akan menjadi kekuatan pendorong utama di balik eksplorasi ruang angkasa di masa depan, terutama oleh perusahaan swasta.

Tiongkok telah menjadi pusat penelitian utama untuk tenaga fusi, dengan teknologi yang dipandang sebagai kunci untuk memecahkan krisis energi global dan menciptakan cara yang realistis untuk melepaskan masyarakat global dari bahan bakar fosil yang mencemari lingkungan, di mana penambangan dan pembakarannya berkontribusi besar terhadap pemanasan global.