NASA Berencana Luncurkan Misi Berawak ke Bulan, Bakal Daratkan Artemis III di Sisi Gelap Bulan
Sejumlah lokasi pendaratan Artemis III di sisi gelap Bulan. (NASA Gov)

Bagikan:

JAKARTA – NASA berencana meluncurkan Artemis III sejumlah astronot ke permukaan Bulan, termasuk mendaratkan perempuan pertama di sana. Kendati begitu, NASA belum mengumumkan waktu lebih detail terkait misi Artemis III ini. Badan antariksa Amerika Serikat itu baru sampai pada tahap mengidentifikasi sejumlah lokasi pendaratan di satelit Bumi, yakni di sekitar kutub selatan Bulan.

Berdasarkan keterangan dari laman web resmi NASA, setidaknya ada 13 kandidat lokasi untuk pendaratan Artemis III, yakni:

  1. Faustini Rim A
  2. Peak Near Shackleton
  3. Connecting Ridge
  4. Connecting Ridge Extension
  5. de Gerlache Rim 1
  6. de Gerlache Rim 2
  7. de Gerlache-Kocher Massif
  8. Haworth
  9. Malapert Massif
  10. Leibnitz Beta Plateau
  11. Nobile Rim 1
  12. Nobile Rim 2
  13. Amundsen Rim

NASA beralasan lokasi-lokasi tersebut merupakan kawasan yang belum dijelajahi oleh manusia. Dalam keterangan dari laman NASA, semua wilayah terletak pada enam derajat lintang kutub selatan Bulan, sebuah area yang “berisi daerah bayangan permanen yang kaya akan sumber daya dan di medan yang belum dijelajahi oleh manusia.”

Area sisi gelap Bulan dinilai sebagai bagian tertua yang ada di satelit Bumi itu. Pendaratan di lokasi tersebut akan memberi kesempatan bagi peneliti untuk mempelajari sejarah Bulan.

“Beberapa situs yang diusulkan di dalam wilayah terletak di antara beberapa bagian tertua Bulan, dan bersama-sama dengan wilayah bayangan permanen, memberikan kesempatan untuk belajar tentang sejarah Bulan melalui materi bulan yang sebelumnya belum dipelajari,” kata Sarah Noble, pemimpin Ilmu Bulan Artemis untuk Divisi Ilmu Planet NASA.

Menurut laporan Sputnik News, semua area yang dimaksud berisi situs yang akan memberikan akses berkelanjutan ke sinar matahari selama misi, yang penting karena akses ke sinar matahari tidak hanya menyediakan sumber listrik, tetapi juga “meminimalkan variasi suhu.”

Jacob Bleacher, kepala ilmuwan eksplorasi NASA, juga mengatakan bahwa “mengembangkan blueprint untuk menjelajahi tata surya berarti mempelajari cara menggunakan sumber daya yang tersedia bagi kita sambil juga menjaga integritas ilmiah mereka.”

“Air es bulan sangat berharga dari sudut pandang ilmiah dan juga sebagai sumber daya, karena dari situ kita dapat mengekstrak oksigen dan hidrogen untuk sistem pendukung kehidupan dan bahan bakar,” tambah Bleacher.