JAKARTA - Penjelajah Zhurong milik China telah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa air pernah bertahan di Mars lebih lama dari yang diperkirakan. Penemuan ini, tentu saja dapat memengaruhi rencana untuk suatu hari menjajah Planet Merah.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, para ilmuwan percaya ada air cair di Mars hingga sekitar 3 miliar tahun yang lalu, titik di mana zaman Amazon kering sedang dimulai dan era geologis sebelumnya zaman Hesperian berakhir di planet tersebut.
"Hal yang paling signifikan dan baru adalah kami menemukan mineral terhidrasi di lokasi pendaratan yang berdiri di dataran muda Amazon, dan mineral terhidrasi ini adalah (indikator) untuk aktivitas air seperti aktivitas (air tanah)," ungkap penulis utama studi Yang Liu dari Chinese Academy of Sciences (CAS).
"Mineral terhidrasi, yang mengandung air struktural, dan es tanah dapat digunakan sebagai sumber air penting di Mars," imbuhnya.
Setelah mendarat di Mars pada Mei 2021, penjelajah Zhurong mulai mengumpulkan data sampel tanah. Ketika peneliti dari CAS dan Universitas Kopenhagen menganalisis beberapa data itu, mereka menemukan bukti air dalam sampel yang baru berusia 700 juta tahun.
Para peneliti menemukan silika dan sulfat terhidrasi, mirip dengan mineral terhidrasi yang ditemukan oleh misi lain yang mempelajari berbagai wilayah di Planet Merah.
Mineral terkandung di dalam batuan berwarna cerah, di mana warna itu membantu menunjukkan komposisinya. Para peneliti menentukan bahwa batuan di lokasi pendaratan ini membentuk lapisan duriancrust.
Melansir CNN Internasional, Senin, 23 Mei, jenis lapisan ini dapat terbentuk ketika sejumlah besar air, baik air tanah yang naik atau es yang mencair di bawah permukaan, pada dasarnya mengubah tanah menjadi kerak yang keras setelah air menguap.
Ini menunjukkan bahwa area yang dieksplorasi oleh Zhurong yakni Utopia Planitia, yakni dataran di kawah tumbukan besar merupakan rumah bagi sejumlah besar air cair pada saat para peneliti mengira permukaan Mars sudah mengering.
BACA JUGA:
Penemuan tersebut juga menambah semakin banyak bukti yang ditemukan bahwa Mars pernah melewati siklus basah dan hangat, dan kering dan dingin, daripada membuat satu perubahan iklim dramatis yang bertahan lama.
"Pasang surut iklim ini mungkin merupakan hasil dari gunung berapi aktif atau dampak dari benda langit lainnya," ujar Yang Liu.
Karena pengamatan pengorbit sebelumnya tidak mengungkap tanda adanya mineral terhidrasi di lokasi pendaratan, penemuan itu cukup mengejutkan. Itulah mengapa eksplorasi menggunakan rover adalah kuncinya.
Utopia Planitia telah menarik bagi para peneliti karena beberapa berspekulasi bahwa wilayah tersebut pernah menjadi tuan rumah lautan.
"Jadi, penemuan mineral terhidrasi (memiliki) indikasi signifikan pada sejarah geologis dan air di wilayah tersebut dan evolusi iklim Mars," kata Yang Liu.
Dia berharap Zuhrong ke depannya dapat menganalisis lapisan kawah di dataran untuk menemukan lebih banyak wawasan tentang sejarah air di wilayah tersebut. Studi ini telah diterbitkan di jurnal Science Advances.
Terakhir menurut Yang Liu, temuan ini juga kemungkinan menunjukkan adanya penyimpanan air yang cukup besar dalam mineral terhidrasi atau bahkan es tanah, yang dapat digunakan oleh penjelajah manusia di masa depan selama misi awak ke Mars.