JAKARTA - SpaceX tahun ini meluncurkan produk teratasnya untuk pelanggan broadband satelit Starlink, yang menawarkan kecepatan hingga 500 Mbps di seluruh dunia. Akan tetapi produk ini dilabeli harga 500 dolar AS/bulan atau sekitar Rp7,1 juta.
Perusahaan milik Elon Musk ini mulai meluncurkan layanan internetnya kepada pelanggan tahun lalu, dan sekarang telah memiliki sekitar 145.000 pengguna di 25 negara di seluruh dunia.
Layanannya telah ditingkatkan karena lebih banyak satelit yang telah online., Bahkan lebih dari 2.000 satelit sekarang berada di orbit rendah Bumi, mereka mengirim sinyal ke antena parabola di darat.
Kecepatan baru ini, naik dari maksimum 250Mbps menjadi 500Mbps, disertai dengan kenaikan harga yang signifikan - dari 99 dolar AS per bulan menjadi sekitar 500 dolar AS per bulan. Cukup mahal untuk ukuran Indonesia.
Namun kecepatan ini sebanding dengan kecepatan internet rata-rata di seluruh AS yang hanya sebesar 99,3Mbps, dengan perkiraan biaya rata-rata 68,38 dolar AS per bulan.
Produk baru ini dikenal sebagai Starlink Premium, dan terbuka untuk pra-pemesanan, dengan “hidangan pertama” diharapkan mulai dikirimkan pada awal musim panas tahun ini.
Selain menggandakan kecepatan unduh teratas, kecepatan unggah juga akan meningkat, dari maksimum 20Mbps menjadi 250Mbps pada pelanggan premium.
Juga akan ada latensi 20 hingga 40 milidetik, yang dua kali lipat rata-rata untuk paket dasar. Ini faktor penting bagi pengguna yang ingin bermain game online.
Latensi adalah ukuran waktu yang diperlukan paket data untuk sampai ke tujuannya dan kembali, ini adalah penundaan perjalanan pulang pergi yang diukur dalam milidetik.
Internet satelit secara tradisional memiliki tingkat latensi yang sangat tinggi, karena pesawat ruang angkasa harus berada ribuan mil jauhnya, dalam orbit geosinkron, untuk mencapai seluruh Bumi.
"Pengguna Starlink Premium dapat mengharapkan kecepatan unduh 150-500 Mbps dan latensi 20-40 ms, memungkinkan konektivitas throughput tinggi untuk kantor kecil, etalase, dan pengguna super di seluruh dunia," tulis perusahaan itu, seperti dikutip Dailymail.
Tetapi dengan memiliki konstelasi ribuan satelit di orbit rendah Bumi, semuanya bekerja sama, jarak ini dapat dikurangi hingga kurang dari 300 mil.
Penyedia jaringan seluler di AS memiliki latensi rata-rata 60 md untuk 4G dan 30 md untuk 5G, tetapi kabel atau serat rumah memiliki latensi serendah 5 md.
BACA JUGA:
Harga 500 dolar AS per bulan untuk paket premium bukanlah satu-satunya biaya yang diperlukan untuk beralih ke broadband satelit, yang dapat menjadi satu-satunya pilihan berkecepatan tinggi untuk beberapa orang yang tinggal di daerah pedesaan dan terpencil di sebuah negara.
Starlink juga mengenakan biaya 2.500 dolar AS untuk antena dan perangkat keras lainnya, saat menggunakan paket premium, dibandingkan dengan 499 dolar AS untuk paket standar.
“Starlink Premium memiliki lebih dari dua kali lipat kemampuan antena Starlink, memberikan kecepatan internet lebih cepat dan throughput yang lebih tinggi untuk pengguna permintaan tertinggi, termasuk bisnis,” tulis perusahaan dalam situsnya.
Selain kecepatan yang lebih cepat, SpaceX mengatakan layanan premiumnya akan bekerja lebih baik dalam 'kondisi cuaca ekstrem' dan menawarkan layanan dukungan 24/7 kepada pelanggan.
Di Indonesia sendiri Starlink akan segera masuk. Bahkan mereka mengklaim sudah terdapat 13 ribu calon pelanggan di Tanah Air yang ingin memanfaatkan jasa internet dari Elon Musk ini.
Tertarik? Hubungi saja Starlink, yang diperkirakan akan masuk ke Indonesia tahun 2022 ini.