Bagikan:

JAKARTA – Starlink merupakan program internet satelit yang berada di bawah nauangan SpaceX, perusahaan roket luar angkasa milik Elon Musk. Internet satelit Starlink memiliki kecepatan tinggi. Berdasarkan keterangan dari laman web resmi Starlink, untuk kecepatan download bisa mencapai 50 hingga 150 Megabit per detik (Mbps). Sementara untuk kecepatan upload berada di kisaran 10 Mbps.

Saat ini internet supercepat Starlink baru digunakan di beberapa negara yakni: Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Selandia Baru, Australia, Jerman, Portugal, Denmark, Austria, Francis, Belanda, Chili, Irlandia, Belgia, dan Swiss. Selain itu, Ukraina juga mendapat dukungan internet Starlink dari Elon Musk.

Berdasarkan laporan DigitalTrends, pengguna Internet satelit Starlink tidak akan mengalami lagging atau buffering dalam bermain game maupun memutar video. Pasalnya satelit Starlink beroperasi di orbit rendah Bumi untuk menyajikan internet yang lebih cepat dan latensi yang lebih baik.

Apa itu Starlink?

Starlink adalah konstelasi satelit yang menyediakan akses internet tingkat broadband. Dengan layanan baru ini, tujuan SpaceX adalah untuk menyediakan koneksi internet broadband berkecepatan tinggi dan latensi rendah ke bagian-bagian planet ini yang secara tradisional kurang terlayani, seperti daerah pedesaan, dan secara teoritis menawarkan harga yang lebih kompetitif di daerah perkotaan.

Pelanggan terhubung ke satelit melalui receiver satelit yang relatif kecil yang mereka pasang di rumah. Terminal satelit ini - versi terbaru yang disetujui oleh FCC pada bulan November 2021 - dapat dipasang di mana saja yang memiliki pemandangan langit terbuka. Kebanyakan orang menemukan bahwa memasangnya di tempat yang tinggi, baik di tiang atau di atas rumah mereka, memberikan layanan terbaik. (Anda dapat menemukan lokasi terbaik untuk peralatan Anda dengan menggunakan aplikasi Starlink, yang tersedia untuk Android dan iOS).

Indonesia Gunakan Internet Starlink

Selain negara-negara yang disebutkan di atas, ternyata Starlink juga sudah digunakan di Indonesia. Tepatnya di Kalimantan Timur. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam sebuah acara Amazon Web Services (AWS) yang diselenggarakan di Jakarta, pada Kamis, 1 September 2022.

“Orbit satelit ini kami sudah meluncurkan di Kalimantan Timur,” kata Airlangga.

Saat ini SpaceX sudah meluncurkan satelit Starlink sebanyak 2.000 mini satelit di orbit rendah Bumi. Sementara di Indonesia sendiri, Starlink beroperasi melalui PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat) yang sudah berjalan sejak bulan Juli. Layanan internet Starlink juga sudah digunakan untuk keperluan telekomunikasi di dalam negeri pada 15 Juli hingga 31 Agustus kemarin.

Tidak berhenti sampai di situ, ternyata internet Starlink tersebut sudah digunakan untuk mendukung latihan bersama (LATMA) sejumlah negara, termasuk Indonesia, AS, Jepang, Singapura, Inggris, Prancis, Papua Nugini, Malaysia, Korea Selatan, India, Kanada, dan Timor Leste.

Selain itu, LATMA Garuda Shield-16 juga menggunakan layanan internet satelit Starlink ini. Pasalnya, layanan internet miliki Elon Musk tersebut punya berbagai keunggulan termasuk kecepatan layanan broadband yang setara dengan fiber optik, mampu mendukung 5G, dan memiliki kemampuan proses delivery instalasi yang cepat.

Di Kalimantan Timur sendiri, biasanya sinyal internet hanya muncul satu bar saja dan terkadang hilang, menurut Danton Opforce Letda Czi Mashabi dalam keterangannya pada 10 Agustus lalu. Namun dengan menggunakan layanan internet Starlink, bar sinyal internet jadi penuh.

“Namun setelah adanya Starlink, sinyal yang kami dapatkan di Amborawang (Kalimantan Timur) ini penuh. Untuk komunikasi, internet lancar, dan tidak ada kendala sama sekali,” tambah Mashabi.

Hak Labuh Internet Starlink di Indonesia

Di Indonesia, Telkomsel mendapat hak labuh khusus untuk menggunakan layanan Starlink dari Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo. Namun, hak tersebut hanya untuk layanan backhaul dalam penyelenggaraan jaringan tetap secara tertutup dari Telkomsel. Dalam hal ini, layanan internet Starlink belum bisa digunkan oleh publik.

Menurut Lukman Hakim Abd, selaku Direktur Utama Telkomsat, menyatakan bahwa pihaknya memastikan kecepatan internet yang aman dengan Starlink dan berbagai sarana komunikasi lain.  

Biaya Langganan Internet Starlink

Menurut DigitalTrends, pelanggan yang ingin menggunakan internet satelit Starlink dapat mendaftar di laman resmi Starlink. Pelanggan akan dikenai biaya per bulan sebesar 99 dolar AS (sekitar Rp1,5 jutaan). Sedangkan untuk pembayaran di muka untuk peralatannya termasuk receiver, router Wi-Fi terintegrasi, parabola dan sejenisnya, akan dikenai biaya sebesar 499 dolar AS atau setara Rp7,4 jutaan.