JAKARTA - Renault, produsen mobil asal Prancis, mengumumkan bahwa unit kendaraan listriknya, Ampere, diproyeksikan akan mengalami peningkatan pendapatan lebih dari tiga kali lipat menjadi 10 miliar Euro (Rp 168,7 triliun) pada tahun 2025. Langkah ini diambil guna membangkitkan minat investor yang ragu sebelum rencana pencatatan saham bisnis tersebut pada tahun depan.
Grup ini merinci target keuangan untuk unit tersebut, termasuk pendapatan sebesar 25 miliar Euro (Rp421,9 triliun) pada tahun 2031, mencapai titik impas pada 2025, dan marjin operasional setidaknya 10% mulai tahun 2030. Selain itu, Renault juga memperkenalkan model kendaraan listrik yang lebih kecil dan lebih terjangkau.
Meskipun proyek tersebut dihadapkan pada tantangan permintaan lambat untuk kendaraan listrik, pasar yang tidak stabil, dan persaingan dari China yang semakin meningkat, namun Renault tetap membela rencananya untuk penawaran saham perdana (IPO), yang sudah ditunda sekali dan sekarang dijadwalkan pada musim semi mendatang meski menghadapi berbagai kendala.
CEO Luca de Meo menyatakan bahwa Renault memiliki cukup uang tunai untuk mendukung pertumbuhan Ampere tanpa IPO. Namun penawaran saham tetap menjadi pilihan utama karena dana yang terkumpul akan memungkinkan percepatan pengembangan dan pembayaran dividen lebih cepat.
"Kami tidak gila," kata De Meo yang menegaskan bahwa IPO akan dibatalkan jika valuasinya terlalu rendah. Namun, sumber-sumber yang dekat dengan kesepakatan tersebut mengungkapkan bulan lalu bahwa perusahaan kemungkinan besar tidak akan melanjutkan IPO jika valuasi keseluruhan Ampere jatuh di bawah 7 miliar Euro (Rp 118,1 triliun).
Meskipun beberapa analis mendorong Renault untuk menjajaki opsi alternatif untuk mengumpulkan uang, seperti dengan menjual 28% saham di mitra lama mereka, Nissan, senilai sekitar 4,5 miliar Euro (Rp 75,9 triliun), De Meo menolak memberikan batasan minimum valuasi untuk IPO.
BACA JUGA:
Pendiri boutique investasi Niche Asset Management, Massimo Baggiani, menyatakan bahwa memisahkan Ampere sebagai "bisnis yang lebih ringan dan modern yang terpisah dari dinosaurus Renault" memang memiliki logika. Namun, ia tetap mempertanyakan apakah Ampere bisa tumbuh sesuai harapan Renault.
Analis UBS, dalam laporan mereka pada Rabu, kembali mengulangi valuasi Ampere hanya sebesar 3 miliar-4 miliar Euro. Mereka menyatakan bahwa meskipun rencana pengembangan bisnis itu telah diatur dengan baik, "titik balik kinerja keuangan sebagian besar terfokus pada tahun 2025-2030, di mana visibilitasnya masih rendah."
Renault juga mengumumkan peluncuran model kendaraan listrik baru, Twingo Legend, dengan harga kurang dari 20.000 Euro (Rp 337,5 juta), sebagai upaya untuk mendemokratisasi pasar kendaraan listrik di tengah persaingan meningkat dari Tesla dan model China yang lebih terjangkau.
Namun, analis UBS lebih skeptis. "Kami membutuhkan bukti lebih konkret bahwa harga model baru sekitar 20.000-25.000 Euro ini berhasil dan menguntungkan,” ungkapnya.