Bagikan:

JAKARTA - Setelah gagal bermitra dengan Volkswagen (VW), Renault kini berkolaborasi dengan perusahaan teknik dari China untuk mengembangkan mobil listrik terjangkau generasi terbaru dengan harga di bawah 20.000 euro (sekitar Rp352,7 juta).

Proyek penataan gaya dan rekayasa lebih lanjut sedang berlangsung di Prancis, sementara produksi mobil tersebut akan dilakukan di Eropa. Divisi kendaraan listrik Renault, Ampere, akan memimpin proyek ini.

"Pengembangan mobil ini akan dilakukan bersama mitra Tiongkok untuk mempercepat waktu dan mengurangi biaya pengembangan kami," kata juru bicara Renault, dikutip dari Automotive News Europe, Senin, 3 Juni.

Pabrikan Prancis ini menyatakan bahwa keputusan memilih mitra China untuk mengembangkan mobil listrik terjangkau diambil secara mandiri. Renault bermitra dengan perusahaan asal Tiongkok untuk mempercepat proses pengembangan kendaraan listrik.

CEO Renault, Luca de Meo, menyebutkan pada akhir tahun lalu bahwa mobil yang disebut sebagai versi listrik dari Twingo ini akan dirakit di Eropa, tepatnya di Slovenia.

Sementara itu, setelah mundur dari pembicaraan dengan Renault, VW memutuskan untuk mengembangkan mobil listrik terjangkau sendiri di Eropa guna menghadapi persaingan dari mobil listrik China.

CEO Volkswagen Brand, Thomas Schaefer, mengatakan bahwa mobil listrik terjangkau seharga 20.000 euro ini akan tetap mengedepankan standar tinggi dalam teknologi, desain, dan kualitas.

Dalam upayanya merancang kendaraan listrik dengan harga terjangkau, VW sedang mengembangkan sebuah mobil listrik keluarga untuk perkotaan yang ukurannya serupa dengan model Polo. VW berencana meluncurkan empat mobil bertenaga baterai dari keluarga tersebut dengan harga di bawah 25.000 euro (sekitar Rp438,4 juta) pada akhir tahun 2025. Dua mobil hatchback listrik baru akan masuk ke dalam daftar, satu dari VW bernama ID2 dan satu lagi dari merek Cupra.

Dua mobil lainnya merupakan SUV kecil, masing-masing dari merek Skoda dan VW. Keempat kendaraan ini akan diproduksi di Spanyol.