JAKARTA - Banyak yang tak mengetahui jika China selama bertahun-tahun adalah pasar terbesar Volkswagen. Namun di satu sisi, khusus kendaraan listrik Volkswagen kalah bersaing dengan merek lain termasuk dari china sendiri dalam hal ketersediaan mobil listrik terjangkau.
Volkswagen baru saja mengumumkan kemitraan dengan perusahaan China Xpeng untuk mengembangkan arsitektur mobil listrik cerdas yang baru. Teknologi ini diklaim akan membuat Volkswagen bisa menawarkan mobil listrik terjangkau di pasar China.
Arsitektur yang diberi nama China Electrical Architecture (CEA) akan digunakan pada mobil listrik Volkswagen produksi lokal mulai tahun 2026.
Menurut Volkswagen, CEA akan memangkas biaya produksi hingga 40 persen dibandingkan dengan platform MEB yang mereka kembangkan di Jerman. Penurunan biaya ini bisa dicapai dengan mengurangi jumlah unit kontrol pada mobil.
Arsitektur ini menggunakan komputer pusat dan struktur zona untuk mengendalikan semua perangkat elektronik, termasuk fungsi seperti self-driving.
Dilansir dari Reuters, 17 April, Tesla sebelumnya dikenal sebagai pemimpin dalam penggunaan arsitektur semacam ini. Arsitektur ini dapat mengurangi jumlah kabel dan komponen pada mobil, sehingga membuatnya lebih efisien dan murah untuk diproduksi.
"Persaingan di pasar mobil listrik sangat ketat, dan kami harus menyesuaikan struktur biaya kami agar bisa bersaing," kata Ralf Brandstaetter, anggota dewan direksi Volkswagen Group (VOWG_p.DE) dan kepala Volkswagen di China, kepada wartawan pada hari Rabu.
"Ini adalah langkah penting dalam pengembangan kendaraan listrik cerdas yang terhubung khusus untuk China, dan untuk mempercepat strategi 'In China, for China' kami," tambah Brandstaetter.
BACA JUGA:
Pengumuman ini merupakan kelanjutan dari kemitraan yang dibuat tahun lalu, di mana Volkswagen membeli 4,99 persen saham Xpeng senilai sekitar 700 juta dolar AS. Keduanya juga berencana untuk meluncurkan dua model mobil listrik Volkswagen terbaru pada tahun 2026.
Saat itu, kedua perusahaan mengatakan bahwa kedua model tersebut akan menggunakan platform G9 'Edward' milik Xpeng.
Volkswagen, yang tengah berupaya merebut kembali pangsa pasar China yang hilang dari pesaing lokal, pada bulan Februari lalu mengumumkan bahwa mobil pertama yang mereka kembangkan bersama Xpeng akan berupa sebuah SUV.
Kolaborasi ini diyakini akan menghasilkan skala ekonomis yang lebih baik serta efisiensi dalam pengembangan platform dan perangkat lunak, sehingga dapat menekan biaya dan mengurangi waktu pengembangan hingga 30 persen,
Sebelumnya, Volkswagen resmi kehilangan gelar merek mobil terlaris di China dari produsen mobil listrik lokal BYD pada akhir tahun 2022. Pangsa pasar mereka di China turun menjadi 14 persen tahun lalu dari 18 persen pada tahun 2018, terutama karena penurunan penjualan mobil bermesin bensin.
Pabrikan Jerman tersebut kini tengah gencar memperluas lini produk mereka di China untuk menarik pelanggan, khususnya di segmen mobil listrik entry-level dan mid-level. Pasalnya, harga mobil listrik Volkswagen saat ini masih di atas rata-rata para pesaing asal China yang hanya fokus pada mobil listrik.