Kabar Gembira dari Sido Muncul, Produsen Tolak Angin Milik Konglomerat Irwan Hidayat Ini Mau Bagikan Saham Bonus
Konglomerat Irwan Hidayat. (Foto: Twitter @IrwanSido)

Bagikan:

JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berencana membagikan 1 lembar saham bonus per 131 lembar saham bagi para investor perseroan di pasar modal. Niatan perseroan ini masih menanti persetujuan RUPSLB pada 2 September 2021 mendatang.

"SIDO bermaksud mengusulkan kepada Pemegang Saham melalui RUPSLB yang akan diselenggarakan pada 3 September 2021, untuk menyetujui rencana melaksanakan pembagian Saham Bonus yang berasal dari Saham Treasuri perseroan sampai dengan 30 Juni 2021 yang telah tercantum pada laporan keuangan perseroan," jelas keterbukaan informasi Sido Muncul, dikutip Kamis 29 Juli.

Hingga 30 Juni 2021, perusahaan milik konglomerat Irwan Hidayat ini memiliki saham treasuri sebanyak 229.778.200 lembar saham dengan nilai saham mencapai Rp11,48 miliar. Jumlah saham yang dibagikan mencapai 227.253.602 lembar saham atau senilai Rp11,36 miliar.

Nah, rasio saham bonus akan menjadi 131:1 atau setiap pemegang 131 lembar saham lama akan memperoleh 1 lembar Saham Bonus. Jumlah saham yang dibagikan untuk saham bonus yang bukan merupakan dividen saham ditentukan berdasarkan nilai nominal saham.

Dengan demikian, dasar penetapan harga Saham Bonus yang berasal dari Saham Treasuri adalah mengacu pada nilai nominal saham perseroan, yaitu sebesar Rp50 per lembar saham. Adapun, pemegang saham yang berhak mendapatkan saham bonus adalah pemegang saham yang tercatat Daftar Pemegang Saham perseroan pada 29 September 2021 (recording date) dan cum bonus pada tanggal yang sama.

Sido Muncul mencetak pertumbuhan laba bersih 2 digit hingga semester pertama tahun 2021. Kinerja keuangan yang apik ini didorong oleh kinerja penjualan yang tumbuh sebesar 13 persen menjadi Rp1,65 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,5 triliun.

Selain itu, perusahaan juga terus menjaga efisiensi utilisasi pembiayaan sehingga rasio biaya operasional terhadap penjualan konsolidasian tetap terjaga di level 19-20 persen.

Kenaikan pada penjualan bersih ditambah biaya manajemen yang solid mendorong pertumbuhan laba bersih setelah pajak sebesar 21 persen atau menjadi Rp502,00 miliar pada semester pertama tahun ini dibandingkan tahun lalu sebesar Rp413,79 miliar.