JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk mencatat pendapatan Rp3,33 triliun di tahun 2020. Pendapatan ini dicapai sebagai dampak positif dari pandemi COVID-19. Bagaimana sejarah PT Sido Muncul, perusahaan milik konglomerat Irwan Hidayat?
Sejarah Sido Muncul sebagai pemain dalam industri jamu yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan diawali dari usaha pemerahan susu terbesar di Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah. Usaha itu dirintis pasangan suami istri, Siem Thian Hie dan Rakhmat Sulistio.
Di sinilah sejarah Sido Muncul dimulai. Pada 1930, pasangan ini merintis sebuah toko roti dengan nama Roti Muncul.
Di tahun yang sama, Rakhmat Sulistio mulai meracik jamu masuk angin. Racikan jamu itu yang kini dikenal luas sebagai Tolak Angin, produk populer di bawah Sido Muncul.
Berbekal kemahiran Rakhmat Sulistio (Go Djing Nio) mengolah jamu dan rempah-rempah, keduanya memutuskan membuka usaha jamu di Yogyakarta pada 1935. Lima tahun kemudian, tepatnya 1940, Tolak Angin dalam bentuk godokan mulai dipasarkan.
Tahun 1951, Siem Thian Hie dan Rakhmat Sulistio mendirikan perusahaan sederhana berbentuk CV dengan nama Sido Muncul. Apa arti nama Sido Muncul? Mengutip situs resmi perusahaan, Sido Muncul memiliki arti "Impian yang Terwujud".
Perusahaan itu berdiri di Jalan Mlaten Trenggulun, Semarang, Jawa Tengah. Perkembangan bisnis Sido Muncul terus berkembang, hingga 1975, Perseroan Terbatas dibentuk dengan nama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul.
Era modern
Meski Siem Thiam Hie yang lahir 28 Januari 1897 telah meninggal pada 12 April 1976. Pun sang istri, Rakhmat Sulistio, kelahiran 13 Agustus 1897 yang juga telah wafat pada 14 Februari 1983, kebesaran Sidomuncul terus melaju.
Sido Muncul memasuki era modern pada 1997. Tahun itu Sido Muncul membangun pabrik jamu modern dengan luas 30 hektare di Klepu, Kecamatan Bergas, Ungaran. Sri Sultan Hamengkubuwono X menandai pembangunan pabrik dalam peletakan batu pertama pada 21 Agustus 1997.
Tanggal 11 November 200-, Sido Muncul meresmikan pabrik baru. Peresmian dilakukan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia Achmad Sujudi.
Di waktu bersamaan, Sido Muncul juga menerima dua sertifikat yang menyejajarkan Sido Muncul dengan perusahaan farmasi: sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
Produk Sido Muncul
Di tahun 2004, Sido Muncul mengembangkan produk-produknya. Di tahun itu mereka membuat lebih dari 250 jenis produk.
Selain Tolak Angin, Sido Muncul melahirkan produk unggulan lain, yakni Tolak Linu, Kuku Bima Energi, Alang Sari Plus, Kopi Jahe Sido Muncul, Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu Jahe, Jamu Komplit, serta Kunyit Asam.
Pada 2013, Sido Muncul mengembangkan bisnisnya. Di tahun itu, tercatat perusahaan memiliki 109 distributor yang tersebar di seluruh Indonesia.
Distribusi Sido Muncul tak terbatas di dalam negeri. Perusahaan juga mengekspor produk ke sejumlah negara di Asia Tenggara.
Pada 18 Desember 2013, Sido Muncul kemudian resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten "SIDO".
Lompat ke tahun 2019, 274 produk Sido Muncul mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sertifikat tanggal 6 Maret itu terbagi ke dalam empat jenis produk, yaitu Jamu, Suplemen dan Bahan Suplemen, Minuman dan Bahan Minuman, serta permen.
*Baca Informasi lain soal BISNIS atau baca tulisan menarik lain dari Didi Kurniawan juga Yudhistira Mahabharata.