Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 18 November 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Jumat, 15 November 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup turun 0,08 persen di level Rp15.874 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,09 persen ke level harga Rp15.888 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan dolar melonjak ke level tertinggi dalam satu tahun di tengah meningkatnya ketidakpastian atas prospek suku bunga jangka pendek dan pasar juga tidak yakin atas prospek suku bunga di bawah Trump.

"Inflasi konsumen dan produsen AS terpantau stagnan untuk bulan Oktober, sementara komentar dari pejabat Federal Reserve menunjukkan bank sentral lebih berhati-hati dalam memangkas suku bunga lebih lanjut," ujar Ibrahim dalam keterangannya, dikutip Jumat, 15 November.

Ibrahim menyampaikan komentar tersebut membuat para pedagang mengurangi ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga Desember. Para pedagang terlihat memperkirakan peluang 61 persen untuk pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada bulan Desember, turun dari peluang 85,7 persen yang terlihat pada hari Kamis.

Selain itu, para pedagang juga melihat peluang 39 persen suku bunga akan tetap tidak berubah, CME Fedwatch menunjukkan.

Sementara dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus sebesar 2,45 miliar dolar AS pada Oktober 2024. Meskipun masih mencatatkan surplus, neraca perdagangan Indonesia mengalami penurunan sebesar 0,76 miliar dolar AS bila dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,23 miliar dolar AS.

Namun, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 54 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus neraca perdagangan Indonesia selain lebih rendah dari bulan sebelumnya, juga lebih rendah 1 miliar dolar AS bila dibandingkan periode sama tahun lalu.

Adapun kondisi surplus pada Oktober 2024 ditopang oleh surplus komoditas non minyak dan gas (migas), yang mana penyumbang surplus utama adalah berasal dari komoditas bahan bakar mineral (HS 27), serta lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72).

Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar 2,32 miliar dolar AS, dengan komoditas penyumbang defisit berasal dari komoditas hasil minyak maupun minyak mentah.

Sedangkan, neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2024 masih surplus karena nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor. Nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2024 tercatat sebesar 24,41 miliar dolar AS, atau naik 10,69 persen mtm bila dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan nilai impor Indonesia tercatat sebesar 21,94 miliar dolar AS, atau meningkat 16,54 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Senin, 18 November 2024 dalam rentang harga Rp15.860 - Rp15.940 per dolar AS.