Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 20 November 2024 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Selasa, 19 November 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup naik 0,08 persen di level Rp15.845 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,20 persen ke level harga Rp15.816 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan pelemahan dolar terjadi karena pembacaan inflasi yang kuat dari minggu lalu, ditambah dengan sinyal yang kurang dovish dari Federal Reserve, hanya sedikit menghalangi taruhan bahwa Fed akan memangkas suku bunga pada bulan Desember.

"Para pedagang memperkirakan peluang 55,7 persen untuk pemangkasan 25 basis poin pada bulan Desember, dan peluang 44,3 persen untuk suku bunga tetap tidak berubah, menurut CME Fedwatch," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Rabu, 20 November.

Ibrahim menyampaikan fokus minggu ini adalah pada data inflasi konsumen untuk Oktober, yang akan dirilis pada hari Jumat, untuk isyarat lebih lanjut tentang ekonomi Jepang.

Menurut Ibrahim pembacaan tersebut muncul setelah data produk domestik bruto yang mengecewakan dari minggu lalu, yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jepang melambat secara substansial pada kuartal ketiga.

Sementara dari dalam negeri, para ekonom mengingatkan agar pemerintah berhati-hati membuat regulasi terkait kenaikan pajak sebesar 12 persen karena kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak baik-baik saja, sehingga akan berpengaruh terhadap  menurunkan daya beli masyarakat.

Memang pemerintah menerapkan tarif pajak sebesar 12 persen sesuai dengan amanat undang-undang yang sudah disetujui oleh DPR RI dan disahkan oleh pemerintah. Namun salah satu permasalahan dalam perpajakan adalah masih rendahnya tax ratio Indonesia dibandingkan negara G20 serta beberapa negara di ASEAN.

Untuk tahap awal, mengusulkan agar implementasi PPN 12 persen yang akan dipungut pada awal tahun 2025 diterapkan terhadap sektor-sektor tertentu yang tidak berpengaruh secara langsung terhadap daya beli masyarakat luas.

Pemilihan produk elektronik, fesyen, dan otomotif merupakan langkah yang cukup bijak karena produk-produk ini bukanlah produk primer yang berkaitan dengan kebutuhan pokok masyarakat luas, ketiga jenis produk ini menurutnya masuk ke kategori kebutuhan sekunder, bahkan sebagian masuk ke dalam luxury goods atau barang mewah.

Sehingga pemerintah menyasar  terhadap masyarakat kelas menengah atas. Namun, mengingat konsumen adalah kelas menengah atas, adaptasi dan penyesuaian pola konsumsi akan terjadi sehingga dalam jangka menengah panjang pola konsumsi akan kembali normal.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Rabu, 20 November 2024 dalam rentang harga Rp15.780 - Rp15.850 per dolar AS.