Bagikan:

JAKARTA - Rupiah diperkirakan masih akan bergerak tertekan di perdagangan Kamis 14 Maret 2024.

Adapun sentimen bagi pergerakan rupiah masih berasal dari penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan ekspetasi penurunan suku bunga The Fed.

Mengutip Bloomberg, rupiah spot ditutup menguat 0,01 persen ke level harga Rp 15.575 per dolar AS pada perdagangan hari, Rabu 13 Maret. Senada, penguatan rupiah pada Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) sebesar 0,17 persen ke level Rp 15.576 per dolar AS.

Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan Indeks dolar AS terlihat menguat pada pagi hari ini yang berarti nilai tukar utama dunia sedang melemah terhadap dolar AS.

"Ini mengindikasikan pasar masih berhati-hati terhadap prospek pemangkasan suku bunga acuan AS ke depan," jelasnya kepada VOI, Kamis, 14 Maret 2024.

Ariston memperkirakan, pergerakan rupiah mungkin bisa mendapatkan tekanan dari dolar AS pada hari ini karena sentimen tersebut.

Selain itu, pelaku pasar sedang menantikan data inflasi produsen atau PPI AS untuk bulan Februari nanti malam yang bisa memberikan petunjuk lebih lanjut soal kebijakan pemangkasan suku bunga AS.

Adapun pada Selasa malam kemarin, data inflasi konsumen AS bulan Februari memperlihatkan kenaikan di atas ekspektasi yang mendorong penguatan dolar AS.

Menurut Ariston, karena inflasi yang sulit turun akan mengurangi peluang pemangkasan suku bunga acuan AS.

Selain itu, pergerakan dolar AS yang melemah terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah pada perdagangan kemarin padahal data CPI atau inflasi konsumen AS bulan Februari yang dirilis sebelumnya menunjukkan peningkatan inflasi di atas ekspektasi pasar.

"Mengindikasikan pelaku pasar mungkin mulai mengambil posisi di aset berisiko untuk bersiap mengambil peluang penerapan kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS ke depan. Ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah hari ini," tuturnya.

Ariston memperkirakan, pergerakan rupiah pada Kamis 14 Maret akan berada dikisaran Rp15.560-Rp15.600.