Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut telah berhasil mengomunikasikan dengan kurator kasus pailit PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex. Kedua belah pihak akan bertemu pekan ini.

"Intinya mereka (kurator) siap hadir ke kantor kami untuk membicarakan hal penting dengan pemerintah," ujar Agus yang dikutip Selasa, 7 Januari.

Agus mengatakan, putusan Mahkamah Agung (MA) pada bulan lalu yang menolak kasasi kasus Sritex semakin menyulitkan pemerintah.

Pihaknya bersama Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara mendata ada sekitar 50.000 pekerja perusahaan yang terdampak.

Pemerintah berkepentingan untuk memastikan kelanjutan produksi serta kegiatan ekspor Sritex, agar tidak diambil pemain asing.

"Sekali Sritex kehilangan pasar, sulit mendapatkan kepercayaan kembali," katanya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika menyatakan bahwa industri tekstil masih tertekan sampai saat ini.

"Ini yang mengalami tekanan sebenarnya itu industri tekstil," ucapnya.

Putu menyebut, salah satu penyebab masih terkontraksinya industri tersebut dikarenakan adanya tekanan impor sampai saat ini.

"Untuk (industri) tekstil itu karena tekanan impor. Jadi, untuk yang industri-industri orientasi domestik itu masih ditekan oleh produk impor yang banyak," ucap Putu.

"Sementara untuk yang ekspor, ini kondisi globalnya yang masih belum baik," sambungnya.

Dia menambahkan, ada enam subsektor industri lainnya yang masih belum keluar dari level kontraksi.

Seperti industri kayu, barang dari kayu dan gabus (tidak termasuk furnitur), industri karet, barang dari karet dan plastik serta industri mesin dan perlengkapan yang tidak termasuk di dalamnya.

Kemudian, ada industri kendaraan bermotor, trailer dan semi trailer, industri furnitur serta industri pengolahan lainnya.