JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 18 Desember 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah pada hari Selasa, 17 Desember 2024, Kurs rupiah spot di tutup melemah 0,62 persen ke level Rp16.100 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,19 persen ke level harga Rp16.050 per dolar AS.
Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Rabu, 18 Desember 2024 dalam rentang harga Rp16.080 - Rp16.170 per dolar AS.
Dirinya menyampaikan pasar menunggu keputusan suku bunga dari bank sentral utama akhir minggu ini, sementara data ekonomi Tiongkok yang lemah yang dirilis sehari sebelumnya mengikis sentimen risiko.
"Selain pertemuan Fed, keputusan suku bunga dari Jepang dan Indonesia, menjadi fokus minggu ini," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Rabu, 18 Desember.
Selain itu, Ibrahim menyampaikan dalam pertemuan Fed minggu ini, bank sentral diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin tetapi juga menandai laju pemotongan yang lebih lambat untuk tahun 2025.
"Prospek suku bunga yang lebih rendah biasanya mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, ketidakpastian seputar arah kebijakan Fed di masa mendatang telah menimbulkan keraguan pasar," jelasnya.
Sementara dari dalam negeri, Pemerintah resmi mengumumkan paket kebijakan insentif fiskal kepada masyarakat, sebagai kompensasi kenaikan pajak pertambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen pada 1 Januari 2025. Barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat masih akan dibebaskan PPN. Selain itu, ada barang/jasa lain yang diberikan insentif meski dikenai PPN 12 persen.
Setidaknya ada 12 insentif fiskal yang diberikan pemerintah untuk tahun depan. Belasan kebijakan tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok yaitu insentif untuk masyarakat berpendapatan rendah, insentif untuk kelas menengah, dan insentif untuk UMKM/wirausaha/industri.
Selain itu, Bank Indonesia melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) pada Oktober 2024 tercatat sebesar USD423,4 miliar atau setara Rp6.774 triliun dengan asumsi kurs Rp16.000 per dolar AS. Angka ini turun 5,1 miliar dolar AS, dibanding dengan posisi ULN pada September 2024 yang sebesar 428,5 miliar dolar AS.
BACA JUGA:
Secara tahunan, ULN Indonesia tumbuh 7,7 persen yoy, menurun dibandingkan 8,5 persen pada September 2024. Penurunan tersebut bersumber dari ULN sektor publik dan swasta. Posisi ULN pemerintah pada Oktober 2024 tercatat sebesar 201,1 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi pada bulan September 2024 yang tercatat sebesar 204,1 miliar dolar AS.
Kemudian, ULN pemerintah mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,6 persen yoy. Penurunan posisi ULN pemerintah bersumber dari turunnya posisi pinjaman dan surat utang. Pemerintah terus berkomitmen untuk menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara pruden dan akuntabel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal.