JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan tanggapan terkait dengan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) perihal inflasi Februari yang berada di level 5,47 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Melalui Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu, institusi kebendaharaan negara memastikan bahwa angka inflasi terbaru masih dalam rentang yang terkendali.
Dijelaskan oleh Febrio jika berdasarkan komponen inflasi inti tercatat sebesar 3,09 persen (yoy) atau melambat dibandingkan inflasi inti bulan sebelumnya yang sebesar 3,27 persen.
“Perlambatan terjadi di hampir seluruh kelompok barang nonmakanan dan jasa. Hal ini selaras dengan kebijakan suku bunga yang tidak mengalami perubahan di bulan Februari,” ujar dia melalui keterangan tertulis dikutip Kamis, 2 Maret.
Febrio menambahkan, untuk inflasi pangan bergejolak (volatile food) tercatat sebesar 7,62 persen yoy yang dipengaruhi faktor musiman dan cuaca ekstrem.
“Untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan terutama harga beras, cabai dan bawang merah, pemerintah telah melakukan pengadaan impor dan operasi pasar,” tuturnya.
BACA JUGA:
Adapun, inflasi administered price pada bulan lalu berada di level 12,24 persen yoy atau lebih rendah dibandingkan bulan Januari sebesar 12,28 persen yoy.
“Tarif angkutan udara mengalami penurunan seiring harga avtur yang melemah dan masuknya low season,” kata dia.
Anak buah Sri Mulyani itu memastikan pemerintah akan terus melakukan komunikasi kebijakan untuk menjaga ekspektasi inflasi di masyarakat terutama pada masa hari besar keagamaan dan nasional.
“Pemerintah bersama Bank Indonesia juga terus melakukan bauran kebijakan, baik di tingkat pusat maupun daerah untuk menjaga stabilitas harga nasional,” tutup Febrio.