JAKARTA - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) optimistis inflasi akan tetap terkendali di kisaran 3 persen pada 2023. Meskipun, di tengah perekonomian global yang penuh dengan tantangan dan dinamika pada pasar keuangan global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober 2023 tercatat rendah hanya 2,56 persen yoy didukung oleh inflasi inti dan kelompok administered prices yang terjaga, di tengah peningkatan inflasi kelompok volatile food sebagai dampak kenaikan harga beras.
"Inflasi yang terjaga merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter untuk memastikan inflasi tetap dalam kisaran sasaran," ujarnya dalam konferensi pers, Jumat 3 November.
Meski demikian, Sri Mulyani menyampaikan kebijakan pemerintah sebagai shock absorber gejolak global, serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Sri Mulyani menyampaikan ke depannya, bauran kebijakan moneter dan sinergi dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah) akan terus diperkuat guna mengantisipasi berbagai risiko tekanan inflasi.
Pada tahun 2024, Sri Mulyani meyakini inflasi akan tetap terkendali berada di kisaran 3 persen plus minus 1 persen pada 2023 dan 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2024.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan inflasi pada Oktober 2023 tercatat sebesar 0,17 persen (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 2,56 persen (yoy), dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,64.
BACA JUGA:
Sementara, Inflasi inti tetap terjaga rendah pada Oktober 2023, mencapai 0,08 persen (mtm), lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 0,12 persen (mtm). Penurunan ini disebabkan oleh inflasi komoditas emas perhiasan dan biaya sewa rumah.
Secara tahunan, inflasi inti pada Oktober 2023 mencapai 1,91 persen (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 2 persen (yoy).
Inflasi pada kelompok makanan yang volatil juga mengalami penurunan. Pada bulan Oktober 2023, inflasi kelompok makanan yang volatil sebesar 0,21 persen (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,37 persen (mtm).
Adapun, penurunan inflasi pada kelompok makanan yang volatil disebabkan oleh deflasi pada telur ayam ras, berbagai jenis bawang, dan minyak goreng, sejalan dengan pasokan yang mencukupi.