Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan kondisi perbankan nasional tetap solid dalam menghadapi dinamika yang berkembang saat ini.

Hal tersebut dinyatakan langsung oleh Gubernur BI Perry Warjiyo usai Rapat Dewan Gubernur yang digelar awal pekan ini.

"Hasil stress test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat," tegasnya dikutip redaksi pada Rabu, 26 Juli.

Menurut Perry, ketahanan sistem keuangan tersebut didukung oleh Permodalan perbankan kuat dengan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) sebesar 26,07 persen pada Mei 2023.

"Risiko kredit tetap terkendali, tecermin dari rasio kredit bermasalah (non perrforming loan/NPL) yang rendah, yaitu 2,52 persen (bruto) dan 0,77 perseb (neto) pada Mei 2023," tuturnya.

Perry menambahkan, kondisi serupa juga nampak di likuiditas perbankan Juni 2023 yang dipengaruhi oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 5,79 persen year on year (yoy).

"Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan serta momentum pemulihan ekonomi," ujar dia.

Dalam kesempatan itu Perry menyampaikan pula jika bank sentral sepakat untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen.

Otoritas moneter juga tercatat tidak mengubah suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility yang masing-masing sebesar 5,00 persen dan 6,50 persen.

"Ini konsisten untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam kisaran 3 persen plus minus 1 persen pada sisa periode 2023 dan 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2024," kata Perry Warjiyo.